Sudah lima hari sejak kejadian di UKS saat itu, dan kini semua kembali berjalan seperti biasa. Hanya saja, Saeron masih belum berani untuk tinggal di apartemen bersama Jaemin. Karena selama ini gadis Park itu memilih untuk tinggal sebentar di rumah Yuna.
Saeron jarang sekali bertemu Jaemin belakangan ini, kecuali di sekolah. Gadis itu memang sempat pulang ke apart untuk mengambil beberapa barangnya, namun ia tidak bertemu Jaemin saat itu.
Tentang Jaemin dan Renjun. Hubungan keduanya mulai membaik, walaupun masih terlihat sungkan untuk bicara.
###
Kini Saeron sedang duduk sendirian di taman belakang sekolahnya, semua guru sedang rapat, dan di kelas sangat berisik. Jadi gadis itu memilih pergi ke sini untuk menenangkan dirinya.
"Gua boleh duduk sini?" Saeron mendongakkan kepalanya, ia mendapati Yiren yang sedang tersenyum canggung ke arahnya. Saeron menggeser sedikit tubuhnya.
"Boleh kok, duduk aja." Jawab Saeron ramah. Kini keduanya duduk berdampingan tanpa ada yang membuka suara.
"Saeron." Panggilan Yiren itu membuat Saeron menoleh kepadanya dengan alis yang terangkat.
"Maaf ya," Lanjut Yiren ragu. Sedangkan Saeron menyerengit bingung.
"Maaf? Untuk apa?"
"Untuk masalah Jaemin." Jawab Yiren pelan, ia tampak berpikir sejenak.
"Gua ga seharusnya ngelakuin ini, padahal gua tau Jaemin udah sama Lo. Tapi percaya deh Sae, gua udah pernah nyuruh Jaemin untuk ngejauh, tapi dia ga mau. Gua bener-bener ga ada niat buat nyakitin Lo, apalagi setelah kejadian di UKS waktu itu. Sebenernya, gua tau kalo temen-temen Lo sama Jaemin emang kurang suka sama gua." Sambungnya.
Saeron tersenyum kecil, inilah fakta yang membuat Saeron tidak bisa menjauhkan Yiren dan Jaemin. Fakta, bahwa Jaemin tidak jatuh cinta pada gadis yang salah. Saeron tahu kalau gadis di depannya ini, memiliki hati yang baik.
"Harusnya gua yang minta maaf, gua udah dateng di tengah-tengah hubungan kalian, dan buat semuanya makin rumit. Gia beneran ga papa kok Ren. Dan, untuk temen-temen gua...itu mungkin karena mereka belum kenal Lo nya aja kali. Jadi jangan sedih, ya?" Balas Saeron dengan tulus. Yiren mengembangkan senyumnya.
"Lo baik, dan harusnya Jaemin bisa jatuh sama Lo." Ujar Yiren, yang membuat Saeron terkekeh kecil.
"Lo juga baik, makanya Jaemin bisa sesuka itu sama Lo." Keduanya kembali diam setelah ucapan Saeron barusan.
"Ren gua ke kelas dulu ya, takutnya mereka pada nyariin lagi." Ujar Saeron sambil berdiri dari kursi. Yiren mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Oh iya Ren, untuk Jaemin....jangan pernah minta dia untuk ninggalin Lo ya." Ucap Saeron sebelum akhirnya gadis itu melangkah pergi. Meninggalkan Yiren dengan pikirannya sendiri.
***
"Lo berdua ngobrol kenapa? Diem-diem aja dari tadi." Ujar Haechan sambil melihat Jaemin dan Renjun yang duduk berdampingan tanpa pembicaraan.
"Tauk! Serasa lagi liatin orang gagu kencan buta tau ga gua." Sambung Jisung dengan mata yang tetap pada ponselnya.
"Woy Sung fokus dong mainnya, kalah ntar kita." Ujar Chenle kesal, ia menendang kecil kaki Jisung.
Keenam lelaki itu kini sedang berada di rooftop, mereka sengaja keluar kelas untuk mengisi jam yang kosong dengan kumpul bersama.
"Jen, Lo napa dah, daritadi juga diemm aja kek kutil. Lo berantem juga? Sama siapa?" Kini atensi Haechan beralih pada Jeno yang duduk termenung sendirian.

KAMU SEDANG MEMBACA
~love is sadness~ [ON GOING]
Fanfictioncerita baru, typo bertebaran⚠️ beberapa part ada yang ga maksud, tapi kalo tertarik ya gapapa. langsung baca aja cusss!