Sudah sekitar seminggu semenjak kepulangan Jaemin dari rumah sakit kala itu. Dalam rencananya, Saeron benar-benar serius. Wanita itu bahkan tak lagi menemani Jaemin ketika lelaki itu dalam masa perawatan di rumah sakit.
Yang akhirnya tugas itu menjadi tanggung jawab orang tua Jaemin. Dan mereka pun juga menyetujui nya, mengingat kurangnya perhatian mereka kepada anak semata wayangnya itu.
Saeron sedang menikmati sarapannya, ia memperhatikan setiap sudut apartemen ini. Sejak awal, apartemen ini memang sunyi, dan dengan kepergian Jaemin membuatnya lebih terasa sepi.
Ah, bahkan barang-barang Saeron di rumah lelaki itu sudah di hilangkan, agar Jaemin bisa menjalani hidupnya dengan baik dan sembuh dengan baik pula. Juga Saeron, agar ia bisa pergi dengan cara baik-baik.
Barang-barang Jaemin di apartemen pun sudah dipindahkan ke rumah lelaki itu, foto pertunangan mereka juga untuk sementara waktu di simpannya di gudang. Benar-benar tidak ada jejak Jaemin lagi di sana. Seakan dia tidak pernah tinggal di apartemen itu.
Nyonya Na tadi sempat memberi kabar padanya, bahkan setiap hari wanita cantik itu selalu memberi kabar kepada Saeron mengenai kondisi Jaemin. Dan hari ini, lelaki itu akan kembali masuk sekolah.
Bisa dibilang ini pertemuan pertama mereka sejak terakhir di rumah sakit saat itu. Karena setelahnya, Saeron benar-benar dibuat sibuk untuk mengejar ketertinggalan nya dalam pelajaran.
"Halo?" Saeron mengangkat telponnya yang menampilkan nama Eric disana.
"Ayok cepet gua udah di parkiran apart lo, bentar lagi gerbang ditutup"
"Heh, ini masih jam setengah tujuh kurang ya, ga usah lebay deh"
"Bodo, gua mau berangkat sekarang. Lo kalo ga mau ikut ya udah gua tinggal" Balas lelaki itu.
Saeron mendelik, ia memang sengaja meminta Eric untuk menjemputnya tapi tidak sepagi ini juga, "oke, ini gua turun" putusnya.
***
Ia dan Eric kini berjalan menuju kelas, lorong sekolah nampak terlihat ramai. "Jadi, gimana nih mau ketemu Jaemin?" Tanya Eric.
"Ya ga gimana-gimana lah, ketemu mah ketemu aja kali"
"Halah, jangan sad ntar lo kalo Jaemin ngedeketin cewek lain"
"Yeee, emang kenapa? Biarin aja kali, gua juga ntar cari cowok"
"Sok bisa lo nyari yang lain, gua tuh tau ya Sae sebucin apa lo ke Jaemin"
"Ck, udah deh ric, mending lo diem"
Eric tertawa melihat Saeron yang kini berjalan mendahului nya. Mengganggu gadis itu adalah keahliannya.
Namun langkah gadis itu terhenti di depan kelas. Ia lupa kalau di kelasnya juga ada Jaemin. Bahkan kini lelaki itu tengah mengobrol ringan dengan teman-temannya. Ada haechan, jeno, renjun, bahkan chenle dan jisung.
"Eh dah dateng aja, biasanya juga ga sepagi ini" Tegur Rain.
Ya, hari memang masih pagi. Bahkan anak kelasnya pun baru beberapa orang saja yang datang. Kelas hanya di penuhi oleh teman-temannya. Entah apa yang membuat para lelaki itu juga datang pagi.
"Ck, tuh si Eric buat kesel. Ngoceh ga jelas, emang dasar anak sok rajin"
"Heh dasar ga tau diri lo, masih mending gua jemput" Sungut Eric yang baru saja masuk.
Saeron mendecih, "Emang lo tuh dasarnya mau berangkat pagi pasti mau nyamperin cewek kan?."
"Ya biarin lah, napa lo? Cemburu? Sori ya Saeron, kita sebatas teman aja, gua ga ada rasa lebih tuh" Ujar Eric dengan intonasi menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
~love is sadness~ [ON GOING]
Hayran Kurgucerita baru, typo bertebaran⚠️ beberapa part ada yang ga maksud, tapi kalo tertarik ya gapapa. langsung baca aja cusss!