Hinara berjalan lesu saat keluar dari kamar mandi. Ia masih tak percaya dengan perjodohan yang tiba-tiba sudah ada didepan matanya.
Selama 20 tahun hidup didunia, tak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa ia akan mengalami pengalaman seperti ini.
Ia menatap dress yang berada diatas kasurnya. Bahkan Hinara sudah asing dengan pakaian feminim seperti ini, tapi tetap saja, mau tak mau ia harus memakainya.
Jiwa outfit simpelnya mulai bergetar.
Setelah memakainya, Hinara menatap dan menilai penampilanya dari pantulan cermin.
Syukurlah pakaian tersebut pas ditubuhnya. Walaupun menurutnya, pakaian dengan rok diatas lutut seperti ini kurang nyaman dipakai.
Kemudian Hinara mengeringkan rambutnya, memakai skincare, dan memakai make- tunggu sebentar! Hinara yang sudah menginjak kepala dua ini tersadar bahwa dirinya tak memiliki banyak make up di meja riasnya.
Ia membuang nafas berat lalu melangkahkan kaki keluar dari kamarnya.
"Mama.. Gak pake make up gapapa ya?" teriak Hinara yang masih dalam perjalanan menuju dapur.
"Gak boleh gitu! Hina, kamu itu harus totalitas! Gaboleh setengah-setengah! First impression tu penting loh!" teriak Mama Watanabe dari lantai bawah.
"Tapi Hina gapunya make up, Maaa!!"
"Pake make up mama ajaa!!"
"HAHH???!!! Gak mauu!! Nanti keliatannya malah kayak kembaran Mama!!"
Mama Watanabe berjalan cepat menghampiri anak pertamanya yang ngeyel parah itu.
Ditariklah pergelangan tangan Hinara oleh sang Mama. Pertama menuju kamar orang tuanya untuk mengambil make up, dan kedua menuju kamar Hinara untuk pemakaian make up tersebut.
"Udah gede masa gak bisa pake makeup sih?" comel Mama Watanabe sambil merias wajah Hinara.
"Iya gabisa! Ahh!! Ma! Ma! Gausah tebel-tebel! Ppppffttt!! Uhuk!"
"Makan tuh bedak! Banyak tingkah sih, bukannya diem kek, ditutup mulutnya. Baru juga dipake tipis-tipis udah segentong protesnya."
"Ga mau! Nanti kek ondel-ondel!"
"Enggak sayang. Anak mama kan udah cantik dari lahir, mirip Mama nya."
Hinara ingin muntah ketika mendengar ucapan Mamanya. "Ada maunya aja, baru muji-muji. Ck!" gumamnya.
Selang beberapa menit, akhirnya riasan wajah Hinara sudah selesai. Hinara menatap jam dinding, ternyata tidak terlalu lama juga menurutnya, mungkin hanya sekitar 20 menitan saja.
"Tuh, ga kayak ondel-ondel kan?" tanya Mama Watanabe.
Hinara menatap pantulan dirinya di cermin, "Mama pakein make up kah? Kok gaada yang berubah? Kok ga glow up kayak Lim Jukyung sih, Mah?" herannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend [END]
Fanfiction[ft. Hamada Asahi of TREASURE] "Ma, Kalo Kak Hina gak mau nemenin Ruto, nikahin aja dia, Ma. Jodohin ama temen Ruto juga gapapa." -Watanabe Haruto. Bermula dari seutas kalimat yang Haruto ucapkan, sampai kedua orang tuanya benar-benar menjodohkannya...