[ 19. ] Apa kabar, Hinara.

2.4K 404 150
                                    


Pusing.

Itu yang Hinara rasakan saat ini. Sudah tiga hari dia menginap dirumahnya sendiri namun pikirannya tak kunjung tenang.

Yap. Dirumahnya sendiri, dirumah Keluarga Watanabe. Ini pertama kalinya Hinara pulang kerumah setelah 5 bulan tinggal bersama Asahi.

Memang waktu berlalu begitu cepat. Hinara bahkan masih tak menyangka ia sudah menikah, dan 7 bulan lagi, ia akan menjadi seorang Janda. Apa bisa disebut seperti itu? Entah.

"Kak? Ga kuliah?" tanya Haruto, yang selalu membuat Hinara kaget karena terbiasa masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Hinara terbangun, "Nanti siang." ucapnya lemas, mungkin karena selama tiga hari terakhir Hinara memang banyak tertidur.

"Kakaaakkk!! Ayoo anterin Airi sekolaahh.." teriak Airi, adiknya yang masih kelas 4 kalau kalian lupa.

Haruto menunduk menatap adiknya yang jauh lebih pendek darinya. "Bentar, make dasi dulu." ucap Haruto.

"Siapa juga yang ngajak Kak Ruto!? Orang Airi ngajak Kak Hina! Wle!" balas Airi lalu menjulurkan lidahnya.

Haruto mendecih, "Liat aja, kalo Kak Hina udah pulang. Airi gak bakalan kakak anterin lagi. Hm!" rajuknya.

Airi menjulurkan lidahnya lagi, bersikap tak acuh pada ucapan kakak laki-laki dihadapannya itu.

"Udah. Udah. Jangan ribut. Airi tunggu dulu ya, dek. Kakak mau mandi dulu." ucap Hinara dan mengajak Airi masuk kedalam kamarnya.

Airi duduk dipinggiran kasur, "Wlee wlee wlee!!" ledeknya pada Haruto, sehingga membuatnya pergi menuju kamarnya lagi.

"Kak Hinaa!! Jangan mandii, cuci muka aja, soalnya udah siang." pinta Airi.

Hinara menatap jam dinding, masih jam 7 kurang 15 menit. Sebentar lagi jam 7, ia menepuk dahinya, ternyata ia sudah lupa dengan jadwal anak sekolah pada umumnya.

Asahi saja berangkat- sudah! Jangan pikirkan Asahi lagi.

"Yaudah, bentar dulu mau cuci muka." ucap Hinara.

"Jangan lupa sikat gigi kak!" titah Airi.

"Hahaha. Iya.. Iya.." kekeh Hinara.

Setelah Airi siap berangkat kesekolahnya, ia menatap Haruto yang berjongkok disamping motornya seperti sedang memeriksa sesuatu.

"Napa, To?" tanya Hinara.

"Kak, anterin Ruto, ya? Mogok nih kayaknya." pinta Haruto.

Airi berdecak sebal, kemudian ia menggenggam pinggangnya sendiri lalu menaik turunkan bahunya.

"Ck! Kak Haruto tadi udah galak sama Airi! Pokoknya gak boleh ikut!" tolak Airi mentah-mentah.

"Ck! Kak Haruto tadi udah galak sama Airi! Pokoknya gak boleh ikut!" tolak Airi mentah-mentah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah anjrit!?" tanya Haruto tak terima.

Hinara tertawa menatap kedua adiknya yang saling merajuk. Sudah lama sekali ia tak merasakan suasana seperti ini, padahal dulu setiap kali kedua adiknya beradu mulut, Hinara pasti akan berteriak,

My Brother's Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang