[ 20. ] Mengadu domba?!

2.4K 351 134
                                    

"Kak. Kalo mau cerita, ke Ruto juga gapapa. Ga maksa sih. Kan Bang Sahi juga temen Ruto." tawar Ruto sebelum Hinara pergi meninggalkan rumah.

"Hooh, To. Airi, lepas dulu ya. Nanti kakak pulang lagi kok. Kakak janji."

Airi yang terduduk diteras sembari memeluk erat kakinya itu menolak keras dan menangis, "Ga mauuu!! Kakak gaboleh pulang sebelum mama pulaangg!!" rengek Airi.

Hinara membungkuk dan menuntun Airi agar berdiri, lalu ia berjongkok dihadapannya dan mengusap air mata adiknya itu.

"Mama nanti sore juga pulang kok. Nanti kalo kakak kesini lagi, kakak janji.. kakak bakal bawain rompi rajut yang mirip kayak Jennie Blackpink." rayu Hinara dengan membawa nama idol kesukaannya.

Baru kelas 4, adiknya sudah diracuni untuk masuk kedalam dunia perkpop-an dan memutuskan untuk menjadi Blink. Sementara Mama dan Haruto menyukai BigBang, dan Hinara sendiri? Tentu saja dirinya Treasure Maker!

"Ayo, Airi. Kerumah bibi aja yu, tadi bibi ngasih tau kakak katanya udah masak tteokbeokki buat Airi. Yok." rayu Haruto sembari menggandeng adiknya agar berdiri didekatnya.

Hinara pun bangun dari jongkoknya. "Janji ya kak! Bawa rompi rajut kalo kesini lagi!" paksa Airi.

"Iya udah iyaa. Kasian tu Kak Hina mau pulang gajadi-jadi gegara kamu. Nanti kalo Kak Hina dimarahin Kak Asahi lagi gimana? Mau tanggung jawab? Ga kasian sama Kak Hina?" ucap Haruto yang dibalas dua kali gelengan dan satu kali anggukan oleh Airi.

"Dah ya. Kakak pulang. Nanti kesini lagi kok. Dadaah. Jangan sampe sakit ya!" ucap Hinara sembari melabaikan tangannya dan menuju keluar pagar.

Airi dan Haruto hanya membalas lambaian tangan untuk Hinara.

"Ayo kak kerumah bibi." ajak Airi.

"Lupa ya? Bibi kan lagi ke Jepang sama Mama Papa. Hahahahahahaha kaboorr."

. . . . .

"Asahi?"

Panggil Hinara ketika sudah sampai di apartemen Asahi yang tak terlalu jauh dari rumahnya itu.

Tidak ada yang menyahut. Hinara memeriksa setiap sudut ruangan, dan tidak mendapati siapapun didalam sana.

"Kemana sih?" kesal Hinara.

Ia hanya menatap beberapa kaleng soda dan minuman beralkohol yang berserakan diatas meja. Hinara mengeceknya, dan beberapa kaleng yang masih tersegel segera ia masukkan kedalam lemari es.

Apa ini nasib sial? Baru saja datang, Hinara disuguhi dengan ruangan yang lumayan berantakan, dan sekarang ia sudah berkeringat lelah karena membereskan seluruhnya, kecuali kamarnya. Eh? Kamar Asahi maksudnya.

Disana masih rapih dan utuh, dan sepertinya Asahi tidak berbaring sama sekali di kasurnya, mungkin hanya ke kamar mandi yang terdapat di dalam kamarnya saja.

"Abis pesta apa gimana nih anak? Gila! Yakali gua tinggal 5 harian jadi seberantakan ini? Tapi keliatannya Asahi itu kayak tipe cowo yang suka rapih." gumam Hinara yang tengah berbaring di sofa.

Setelah merasa cukup dengan istirahatnya, Hinara segera menuju ketempat sampah dan segera membuangnya.

"Mie cup.. Kaleng soda.. Mie goreng.. Ni anak bisa mati muda kalo hidupnya kayak gini terus."

Sebelum pergi menuju pembuangan sampah, ia mengecek lemari es sekali lagi dan memutuskan untuk membeli bahan makanan, dan mungkin makanan ringan juga.

My Brother's Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang