"Eh lu masih deketin Asahi?" tanya Yeji, rekan kerja Ryujin yang lebih tua 1 tahun darinya.
"Masih lah. Ga cuma Asahi, Beomgyu si karyawan baru juga lagi gua deketin. Bukan deketin sih, tepatnya dia yang deketin gua. Hyunsuk juga, cape tau dia ngejar gua mulu, untung banyak duitnya." jawab Ryujin.
"Mending lo fokus satu cowok aja deh. Si karyawan baru aja lebih cocok ama lo. Atau Hyunsuk aja, kalo Asahi keknya lu harus berhenti deh."
Ryujin yang sedang membuat kopi tiba tiba memberhentikan pergerakannya. "Napa?" tanya Ryujin.
"Nih, gue denger dari atasan, katanya Asahi tuh udah nikah." bisik Yeji.
.
Ryujin dengan tas mahalnya itu sedang berjalan di lorong apartemen dengan langkah santainya. Ia tidak ingin terburu-buru untuk membuktikan siapa istri Asahi yang disebut oleh Yeji tadi siang.
Hanya beberapa langkah lagi ia menuju unit milik Asahi. Ia terkaget ketika ruangan tersebut sudah terbuka pintunya.
"Asahi?" panggilnya, walaupun ia tahu Asahi tidak mungkin pulang jam segini.
Ryujin melangkah masuk lebih dalam dan meneliti setiap sudut ruangan siapa sosok yang sempat masuk dan lupa menutup pintu.
Juga meneliti setiap barang, barangkali ada yang hilang. Namun Ryujin harap mereka semua utuh. Kalau ada, pasti ia akan dituduh.
Lalu timbul seorang gadis yang baru saja keluar dari kamar Asahi sembari memeluk sebuah buku.
"Loh? Ryujin kan?" kagetnya.
"Jadi lo istrinya?" kaget Ryujin pula.
. . . . .
Asahi sedang menikmati musik instrumen yang seringkali ia buat dikala merasa bosan untuk menemani perjalanan pulangnya.
Tring!
Shin Ryujin : Gue di apartemen lo sekarang. Lo pulang kapan? Gue lagi ngobrol sama cewe lo nih.Mobil Asahi terhenti seketika. Beruntung jalanan sudah mulai sepi, jadi tidak ada oknum yang akan terganggu dengan hentikan dadakannya itu.
"Hinara?" gumam Asahi.
Asahi mengacak rambut depannya dengan kasar. Kenapa sih Ryujin selalu ingin tahu? Ia tak masalah jika hubungannya diketahui semua orang. Tapi ia tak sudi bila informasi itu harus keluar dari bibir Ryujin, ia takut Ryujin akan menambah hal yang tidak-tidak.
Kepalanya merasa pusing, Asahi memang pernah mencintainya. Namun sempat diputuskan harapannya dengan melihat Ryujin dengan Hyunsuk yang sedang berciuman di belakang gedung perusahaan.
Ia tak tau apa ia hanya sekedar sakit hati, atau membencinya, atau bahkan mungkin masih mencintainya namun selalu disadarkan bahwa ia sudah milik orang lain, jadi dirinya marah. Entah pada siapa.
Kemudian ia menyadarkan dirinya sendiri. Lalu mengambil sebuah handphone yang sempat ia abaikan.
Asahi : Ra, kamu nanggapin nya secara singkat aja. Bentar lagi aku pulang.
Beberapa menit kemudian Hinara membalas,
Hinara : Iya.
. . . .
"Winter... Tadinya sih mau diundang, Asahi sampe mikirin itu 2 jam, gua denger dia nyebut nama Winter berkali-kali pas nelpon Jaehyuk." ucap Hinara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend [END]
Fanfiction[ft. Hamada Asahi of TREASURE] "Ma, Kalo Kak Hina gak mau nemenin Ruto, nikahin aja dia, Ma. Jodohin ama temen Ruto juga gapapa." -Watanabe Haruto. Bermula dari seutas kalimat yang Haruto ucapkan, sampai kedua orang tuanya benar-benar menjodohkannya...