[ 17. ] Lo Suaminya?

2.5K 372 83
                                    


"Ra, bareng?" ajak Asahi yang sudah menggantungkan kunci mobil di jari tengahnya.

Hinara yang sedang mengikat tali sepatu pun mendongak menatap Asahi. "Aku naik bus aja." tolaknya dengan halus.

"Kok tiba-tiba?" kaget Asahi.

"Gapapa sih. Eh? Bukannya hari ini kamu gaada jadwal ke kampus?" tanya Hinara.

"Ada.. Hari ini.. Nanti siang kelasnya." jawab Asahi.

Hinara pun segera bangun dari duduknya, "Yaudah. Kamu berangkatnya nanti siang aja. Aku duluan. Dadaah."

Asahi menahan kepergian Hinara, "Pasti ada yang ngelarang kamu kan, Ra?" tanya Asahi.

"Engga. Aku cuma gak mau hubungan kita sampe keumbar aja. Udah itu doang. Kan ga lucu kalo Asahi yang udah punya pasangan kampus tiba-tiba ada kabar udah punya istri." ujar Hinara santai.

Tapi tatapan Hinara hari ini cukup lesu. Asahi jadi merasa bersalah. Sejak Hinara mengetahui Ryujin dan Winter, ia jadi banyak berpikiran negatif.

. . . . .

"Asahiiii!!"

Hinara menoleh kebelakang, ia mendapati Asahi juga berbalik menoleh padanya namun beberapa detik kemudian Winter menutupi pandangan keduanya.

"Hina-chaan!!" panggil Yubin dan menarik kawannya itu masuk kedalam gedung fakultas.

"Ada apa, Win?" tanya Asahi, ramah.

Asahi dan Winter ini sudah berteman cukup lama. Makanya ia sendiri sudah terbiasa menghadapi sikap Winter yang lumayan berisik.

"Ayo ke kantin. Biar gue traktir! Imbalan dari buku lo." ajak Winter, lalu Asahi hanya mengangguk setuju.

Keduanya berbincang saat perjalanan menuju kantin. Sesampainya di tempat tersebut, keduanya langsung memilih tempat duduk kosong dan Winter langsung memesankan makanan untuk keduanya.

"Pesanan dataang.." ucap Winter dengan satu piring batagor dan satu mie cup yang sudah diseduh.

"Makasih." ucap Asahi.

"Minumnya?"

"Cola aja."

"Oke.."

Tanpa menunggu lama, Winter datang dengan dua cola dan Asahi langsung menyantap mie cupnya itu.

Asahi memakan mie nya dengan tenang, sementara Winter memakan batagornya sembari memainkan handphonenya.

Selesai menghabiskan kuah mie, Asahi menaruh cup tersebut diatas meja. "Ahh.." ini bukan desahan ya.

"Win," panggil Asahi.

Winter mendongak, "Hm?"

"Lo kemarin keapart gue kan?" tanya Asahi.

"Ohiya, ini kartu unit lo. Cakep ya udah gapake sandi lagi, gabakal ada yang bisa masuk diem-diem." jawab Winter dan mencari sebuah benda tipis dari dompetnya.

Asahi menerimanya, "Trus, ada yang dateng?" sambung Asahi.

Winter mengaitkan sisa rambutnya kebelakang telinga, "Eum.. Ada sih.. Tapi lo jangan marahin gue ya."

My Brother's Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang