[ 13. ] Chat Time 2

2.4K 398 49
                                    

Sesampainya di taman, Hinara pun berlari menuju ayunan dan duduk diatasnya. Asahi mengekorinya dengan membawa sekotak martabak.

Tapi saat Asahi sampai di hadapan Hinara, ia  bingung ketika melihat wajah Hinara yang seketika tak seceria tadi. Lalu Asahi memberhentikan ayunan Hinara yang sedang berayun pelan.

"Kenapa?" tanya Asahi yang sedang berbungkuk dihadapannya.

Namun Hinara tak membalas sepatah kata pun.

"Martabaknya nih?" tawar Asahi.

Hinara masih tak membalas. Ia menunduk dalam lalu tubuhnya bergetar dan terdengar suara isakan kecil.

Tentu saja Asahi kaget, apa barusan ia berbuat salah? Barusan ia hanya berjalan menghampirinya kan, apa salah? Padahal sebelum ini Hinara tetap ceria, kenapa tiba-tiba seperti ini? Asahi jadi kebingungan.

"Ra?" panggil Asahi lagi, kali ini ia berjongkok di hadapannya.

Tetapi Hinara tak mau bersuara sedikitpun. Alhasil Asahi memutuskan untuk tak akan bertanya lagi, lalu ia berdiri dan memeluk Hinara tanpa berkata apapun.

Asahi menepuk punggungnya pelan, lalu mengusap rambutnya dengan lembut. Hinara pun hanya pasrah bersender didepan tubuhnya.

"Sa.." panggil Hinara.

"Terusin aja. Jangan setengah-setengah." titah Asahi.

Hinara kembali memeluk Asahi karena merasa nyaman dan hangat disana, bukan karena ingin menyelesaikan tangisannya. Ia merasakan ketulusan dari seseorang yang menenangkannya.

Beberapa menit berlalu, Hinara pun merasa sudah lumayan tenang dan menghapus air matanya sendiri. Asahi pun berjongkok dihadapannya kembali dan hanya diam menatap wajahnya.

"Kenapa? Jelek ya?" tanya Hinara, suaranya terdengar serak.

"Engga. Cantik kok." jawab Asahi.

Bukan itu jawaban yang Hinara inginkan. Tapi satu sisi dia gak mau denger Asahi bilang 'Iya, jelek banget.' Dahlah, ga ngerti sama cewek.

Kemudian Asahi duduk di ayunan sebelahnya dan mengayunkannya tinggi-tinggi.

"Asahi awas jatoh!" teriak Hinara.

Asahi menoleh dan tertawa sangat lebar, rambutnya pun ikut terkibas sampai dahinya terekspos jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asahi menoleh dan tertawa sangat lebar, rambutnya pun ikut terkibas sampai dahinya terekspos jelas. Namun tetap saja ia mengayun lebih tinggi dan tak mendengarkan peringatan dari Hinara.

"Asaaa!! Nanti jungkir baliikk!!" panik Hinara dan ia pun berdiri menghampiri Asahi.

"Gak bakalan hahahaha." ucap Asahi dan membiarkan ayunannya bergerak lebih lambat.

Ketika ayunan Asahi berhenti, Hinara pun juga berhenti cemas dan kembali duduk di ayunannya seperti semula.

"ASAAAAHIII!!!" teriak Hinara ketika Asahi mendorong ayunannya lumayan kuat.

My Brother's Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang