Setelah acara pernikahan mereka selesai, mereka berdua dan keluarga pun kembali ke villa untuk beristirahat.
Tapi karena Papa dan Mama Hamada memiliki perjalanan bisnis di malam hari, mereka memutuskan untuk pulang lebih dulu.
Ngomong-ngomong, villa milik Papa Hamada ini memiliki 2 lantai. Tadinya lantai atas untuk Keluarga Watanabe, dan lantai bawah untuk keluarga Hamada. Tapi karena Keluarga Hamada sudah pulang, Papa Mama Watanabe, dan Haruto pindah ke lantai bawah, dan membiarkan Asahi pindah berdua bersama Hinara dilantai atas.
Kalau Airi, dia sama sepupunya langsung menginap dirumah bibinya.
"Maaf ya Asahi. Jadi ngerepotin deh." ucap Mama Watanabe.
"Gapapa, tante. Eh, Mama. Eh-" jawab Asahi yang masih grogi.
"Mama aja, gapapa." ucap Mama Watanabe, lalu Asahi tersenyum ramah.
"Iya, Ma." gumam Asahi, tapi masih terdengar oleh Mama Watanabe.
Asahi ga banyak bawa barang ke lantai atas, yang penting dia bawa baju ganti, bantal sama selimut.
Totalnya ada 3 kamar dilantai atas. Berhubung Asahi gatau kamar Hinara yang mana, ia jadi asal masuk aja ke salah satu kamar.
"AAAAAKKKKKKKKK!!!!!" jerit Hinara, yang sekilas terlihat sedang membuka resleting gaunnya.
Asahi terkejut bukan main, dia langsung keluar dan nutup pintu kamar tesebut dengan cepat.
"MAMA IH DIBILANGIN KALO MASUK TUH KETOK DULUU!! UNTUNG MAMA SENDIRI, KALO ASAHI YANG MASUK GIMANA COBA!?" teriak Hinara.
Alis Asahi mengerut. Masa dia dikira mamanya sih? Memangnya kenapa kalo dia yang masuk? Apa yang Hinara pikirkan?
Tapi, Ya, semoga aja jeritan Hinara ga kedengeran sampe lantai bawah. Soalnya bahaya banget.
Lalu Asahi memilih kamar yang berada di depan kamar Hinara. Ia menaruh bantal dan selimut yang ia bawa, lalu mengambil handuk dari lemari, dan bergegas untuk mandi.
Oiya, Asahi masih pake pakaian tadi sore. Cuma jasnya dilepas, menyisakan kemeja putih yang sangat pas ditubuhnya.
Ia mengalungkan handuknya dan membuka kancing kemejanya satu persatu. Lalu ia mengeluarkan nafas berat ketika menatap pantulan tubuhnya dicermin.
Asahi bersyukur hasil olahraga selama dua minggunya itu berhasil. Bukannya terlalu percaya diri, tapi sungguh ia tak mengamati dan tak menyangka kalau tubuhnya sudah sangat terbentuk. Walaupun tidak sekekar Mashiho yang sangat gila dengan gym.
brak!
"MAMAA!! BANTUIN TURUNIN SELETINGNYA DONG!! SUSAH BANGET DARITADIII!!" rengek Hinara.
Jantung Asahi hampir melompat dari tempatnya, ia mematung dan menatap Hinara yang sedang berdiri dihadapan pintu kamar. Ia juga terdiam menatap Asahi.
Otak mereka ngelag dulu.
Saat itu juga Hinara menatap Asahi dengan kemeja yang tidak dikancingkan, dan ia melihat abs Asahi yang membuat jantungnya jadi berdetak sangat cepat.
"MAAF!" teriak Hinara dan menutup pintu kamar Asahi.
Ngelagnya Asahi masih berlanjut, beberapa detik kemudian ia segera mengancingkan kemejanya dan terduduk di pinggiran kasur.
Malu banget si Asahi. Dia udah ngeduga pasti Hinara bakal mikir kalo Asahi tu kurus banget, kek orang jarang makan. Padahal emang bener.
Ini juga salah satu alasan dia buat ngegym. Selain karena dipaksa Mashiho, ia juga jadi sadar kalo dirinya seletoy itu, juga biar ga keliatan ramping banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend [END]
Fanfiction[ft. Hamada Asahi of TREASURE] "Ma, Kalo Kak Hina gak mau nemenin Ruto, nikahin aja dia, Ma. Jodohin ama temen Ruto juga gapapa." -Watanabe Haruto. Bermula dari seutas kalimat yang Haruto ucapkan, sampai kedua orang tuanya benar-benar menjodohkannya...