"Tumben pagi-pagi udah senyum-senyum?" tanya Sooyoung saat Hinara baru saja duduk di bangkunya.
Hinara menatap Sooyoung bingung, "Siapa yang senyum? Gue? Kapan?"
Yubin yang duduk dibelakang Hinara pun memajukan tubuhnya. "Seeeepanjang jalan Hina-chan senyum terus. Ga pegel kah?"
"Gausah ngelak deh. Coba kasih tau lo kenapa? Pasti ni gegara Asahi kan? Ngaku deh lo." tanya Sooyoung dengan tatapan mengintimidasi.
Hinara memilih untuk menyerah, ia tak bisa beralasan lagi kalau sama Sooyoung. Kemudian Hinara mengangguk pelan.
Seketika Sooyoung dan Yubin menggeser bangkunya menuju kesebelah Hinara. "Ceritain dong.." pinta Yubin.
Pipi Hinara langsung merah merona. "Ahhh. Maluu..." ujarnya sambil menutup wajahnya.
"Abis mantap-mantap nih. AAKKKKK!!!" ucap Sooyoung yang dihadiahi pukulan yang sangat keras dari Hinara.
"NGELANTUR YA LO." protes Hinara, untung kelas masih sepi.
Yubin membenarkan posisi duduknya, "Jadi? Kenapa?" tanyanya sekali lagi.
"Jadi gini, kemaren kan gue kepantai sama dia. Kita kejar-kejaran, abis itu dia gegendong gue.. pas udah capek dia tiduran di paha gue.. Dia bilang gue lebih cantik dari matahari terbenam, trus.. Dia meluk gue erat banget pas lagi senja..."
"AAAAKKKKKKKKKKKKK!!!!"
Jeritan kedua temanya mengundang tatapan aneh dari siswa yang lain. Hinara membekap kedua mulutnya dan meminta maaf pada mereka yang merasa terganggu.
"Aaaahhh... Manis bangeett.." rengek Sooyoung.
Yubin menangis terharu, "Huwaa impian Yubin beneran kejadian dihidup Hina-chan. Aaa Yubin aja selama ini cuma bisa halu. Hiks, hiks."
Kemudian Hinara segera memeluk Yubin dan mengusap rambut belakangnya. "Yubin pasti ngalamin kok. Hina-chan pastiin itu. Jangan nangis lagi yaa, utututuuu.." ucapnya.
"Ceritain semuanya dong.. Yubin pengen nambah koleksi haluan.."
Hinara melepas pelukannya, lalu ketiganya menjadi berkumpul lebih dekat. Cerita dari Hinara sanggup membuat mereka ingin berteriak sekeras mungkin saking gemasnya dan mereka juga sempat memuji Asahi beberapa kali.
Sesekali meledek Karina yang sedang bersantai dirumahnya. Biarkan saja dia ketinggalan kabar, lagipula Yubin sudah bersusah payah mengajaknya untuk datang ke kampus, tapi Karina sendiri yang menolak keras.
"AWW!"
Karina mengerutu dalam hati ketika sarapan paginya terganggu karena ia menggigit lidahnya sendiri secara tidak disengaja.
. . . . .
"Hinara!"Merasa ada yang memanggil, Hinara pun menoleh kebelakang mencari sosok asing yang meneriaki namanya.
"Halo?"
Sontak Hinara terkejut dan bergeser beberapa langkah dari posisi asalnya. Namun seketika ia segera merapihkan pakaiannya dan menatap sosok dihadapannya.
"Oh halo."
"Kenal gue?"
Hinara mengangguk pelan, "Kenal. Winter kan?"
Lalu Winter mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah. "Wah udah tau ya? Gue Winter. Salam kenal ya."
Hinara hanya bisa membalas uluran tangan tersebut dan tersenyum kecil yang lebih terlihat sangat kikuk. "Iya. Salam kenal." cicitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend [END]
Fanfiction[ft. Hamada Asahi of TREASURE] "Ma, Kalo Kak Hina gak mau nemenin Ruto, nikahin aja dia, Ma. Jodohin ama temen Ruto juga gapapa." -Watanabe Haruto. Bermula dari seutas kalimat yang Haruto ucapkan, sampai kedua orang tuanya benar-benar menjodohkannya...