Seorang gadis berpakaian gamis itu mengangguk-angguk. Sedangkan sang wanita mengelus rambut si gadis yang meletakan kepalanya di paha sang wanita.
"Jadi dulu gitu cara bunda ketemu ayah?" Tanya sang gadis.
"Ya ampun, cuma begitu doang bangganya sampe keubun-ubun." Sahut Gaga yang juga mendengarkan cerita dari Tasya.
Sedangkan orang yang merasa sedang dibicarakan itu membelalakan matanya. "Jelas bangga lah! Ayah itu pria sejati, gak pacaran-pacaran."
Gaga mengangguk-angguk, berpura-pura percaya. Kasian udah tua, iyain aja deh. Lain dengan Gaga, Khalisa malah mencebikkan bibirnya seperti tidak terima.
"Pria sejati kok nyeret cewek. Mana sampe tiga kali lagi nyeret bunda dalam masalah. Untung bunda sabar, iya kan bun?"
Tasya terkekeh mendengar pendapat anak-anaknya. Elang memang sering melebih-lebihkan saat bagaimana dirinya dahulu melamar Tasya.
Tahun demi tahun berlalu begitu cepat, bahkan Tasya telah dikaruniai 2 orang anak yang alhamdulillah nya tidak mewarisi sifat nakal dari Tasya dan Elang dulu. Hanya saja mereka sedikit jahil.
Argantara Abdullah, putranya yang kini sudah berusia delapan belas tahun. Satu lagi yang baru, tapi bukan oreo. Khalisa Azzahra, yang berselisih enam tahun dengan Gaga. Princess manja yang sering emosi dan darah tinggi karena memiliki abang sejahil Gaga. Tasya bersyukur karena mereka pesantren, jika saja mereka tidak pesantren bisa saja mulut Tasya sudah berbusa karena terlalu sering mengomel.
Cahaya senja yang masuk melalui jendela membuat Tasya tersadar. Wanita itu menepuk dahinya.
"Bunda lupa, belom masak. Bunda ke dapur dulu."
Tasya hendak bangkit, namun tangannya lebih dulu ditahan Elang. "Gak usah masak sayang. Kita makan di luar aja, udah lama kan kita gak makan sekeluarga." Ucap Elang.
Khalisa terpekik senang. "Asyik! Khalisa pengen makan ice cream bun, udah lama Khalisa gak makan ice cream selama di pesantren. Ayo bunda cepet pakai cadarnya! Khalisa gak sabar."
"Kasian banget adiknya abang ini gak pernah makan ice cream." Ucap Gaga dengan nada mengejek.
"Sudah-sudah! Ayo langsung ke mobil, jangan bertengkar."
Punggung mereka berempat menjauh, keluar dari rumah. Kemudian sesosok tak kasat mata tersenyum. "Setidaknya kamu bisa bahagia dengan dia." Ucap sosok tampan itu. Tapi boong, gak ada sosok-sosokan. Serem woy:)
Tamat
Halo semua!! Apa kabar nih? Cerita ini udah bener-bener tamat ya guys. Jangan lupa vote. Sampai ketemu lagi di cerita aku yang lain✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Akang Santri [Selesai]
Spiritual"WHAT!!! AKU!? DI MASUKIN KE PESANTREN? YANG BENER AJA SIH MA!" Teriak Tasya yang seketika membuat kuping berdengung. "Iya, kenapa sih emang? Lebay banget!" Jawab Mama. "Lagian Tasya! kamu itu cewek loh, kerjaannya masuk BK mulu, Kakak kamu aja yang...