Setelah mengambil seragam bersama Dinda, gadis itu langsung mencoba seragam-seragamnya. Entah sudah berapa banyak keluhan Tasya untuk seragamnya.
"Astaga! Ini seragam apa daster emak gue ya? pada gombrong begini bajunya." Ucap Tasya.
"Ini apaan ya ampun?! Masa baju seragamnya gamis." Lanjut gadis itu.
"Dinda kok lo diem terus dari tadi? Lo marah ya?" Tanya Tasya
Gadis yang ditanya itu menggeleng sambil menampilkan senyumnya. "Enggak kok teh." Jawab Finda yang sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Tasya yang enggak berfaedah.
"Yuk ah teh, bukunya udah disiapin kan?" Tanya Dinda
"Udah yuk. Cepetan nanti telat!" Ucap Tasya sambil berjalan mendahului Dinda
"Ini sebenernya siapa yang nungguin ya? kok jadi saya yang di tinggalin?" Gumam Dinda.
"Eh astagfirullah teteh tunggu!" Ucap Dinda tersadar saat Tasya sudah tidak berada di hadapannya.
Dengan sok tahunya Tasya melangkah keluar asrama menggendong tasnya dan menggunakan baju seragamnya. Bibir gadis itu terus bersenandung, bahkan semua lagu yang gadis itu hafal sepertinya sudah ia nyanyikan semua, pelangi-pelangi, bintang kecil, cicak-cicak di dinding, meletus balon hijau.
Tasya menjentikkan jarinya. "Ada lagu yang paling cocok buat gue."
"Pagiku cerah ku matahari bersinar.
Bunga matahari sangat cantik- eh apalagi yee sambungannya, gue gak liat pilem upin ipin sampe beres." Gumamnya.Tiba-tiba mata Tasya sepertinya error, matanya sedang berhalusinasi. Tasya mengerjap-ngerjapkan matanya.
'Lah? kok ini malah banyak abang-abang berpeci sih, wowww ajib cuy ganteng-ganteng ternyata. Tapi kok si Dinda gak ada di belakang gue ya? apa gue salah jalan lagi oh my god.' Batin Tasya.
Ini benar-benar cogan real, Tasya terharu, baru kali ini Tasya melihat cogan original secara nyata. Tanpa efek instagram, juga efek tiktok. Rasanya seperti cerita Malin kundang yang sedang melihat bidadara di jalan tol.
"Dindaaaaa... Dindaa...yuhuuuuuu...!!!" Teriak Tasya tak tahu malu.
Para santri yang baru menyadari kehadiran Tasya tersentak kaget. Mungkin mereka berfikir bisa-bisanya ada gadis yang lancang masuk ke kawasan mereka.
"Dek kamu santri baru ya?" Tanya seorang laki-laki. Tasya melambaikan tangan sambil nunjuk kepada dirinya sendiri.
"Iya kamu." Jawab orang itu, suranya itu merdu banget di kuping, sopan banget gitu masuk ke kuping.
"Iya gue santriwati baru! emang kenapa?" Jawab Tasya. Tekad Tasya jangan sampai terlihat kagum sama dia, bisa bisa hancur reputasi Tasya jika abang ganteng berpeci di depan telah menghancurkan benteng pertahanannya.
'Jangan jangan dia mau nembak gue lagi OMGGGG...' Batin Tasya.
"Itu tadi neng Dinda manggilin kamu, tapi kamunya gak nengok." Ucapnya sambil tersenyum.
'Ohh Dinda toh, gue kira dia yang sengaja manggil gue. Malu banget, pengen nagis rasannya.'
"Emangnya kenapa?"
Dia senyum lagi dilanjut ngomong. "Adeknya salah masuk harusnya santri cewek jangan masuk area ini, ini area santri cowok." Jawabnya diakhiri dengan senyuman lagi walau pun dia tidak menatap Tasya secara langsung.
'Adek? Aduh gue baper mak.'
"Oh okay, jalan keluar dari sini ke mana?"
"Itu ada petunjuk jalannya. yaudah ya, saya masih ada keperluan di tinggal dulu ya? Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap laki-laki itu kemudian menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Akang Santri [Selesai]
Spiritual"WHAT!!! AKU!? DI MASUKIN KE PESANTREN? YANG BENER AJA SIH MA!" Teriak Tasya yang seketika membuat kuping berdengung. "Iya, kenapa sih emang? Lebay banget!" Jawab Mama. "Lagian Tasya! kamu itu cewek loh, kerjaannya masuk BK mulu, Kakak kamu aja yang...