5 - Cintanya

2.3K 335 67
                                    

"Jungwon..,"

Panggil sang kepala desa lirih, ekspresi wajahnya yang resah dan mata yang terlihat tidak baik baik saja tampak jelas di mata Jungwon walaupun hanya tersinari lampu petromaks rumahnya yang sederhana.

Heeseung.. Sosok yang begitu dikagumi Jungwon itu sekarang berdiri didepan pintu rumahnya, malam malam dengan wajah yang hampir ingin menangis saat bertemu dengan kedua matanya.

Jungwon perlahan berfikir dalam hatinya, apa selama ini dia begini ya? Maksudnya- pandangan matanya. Apa selama ini dia memandang Heeseung dengan mata begini juga, ya?

Mata yang.. sangat mengingini.

Heeseung berdiri disana. Matanya nggak berhenti berhenti menatap Jungwon tepat dimata. Entah bagaimana, Heeseung juga nggak paham, tapi rasanya mata itu terlihat seperti ombak pantai selatan. Iya, Heeseung merasa terseret, tersihir, seperti halnya Jungwon itu adalah ratu pantainya. Hari ini Jungwon terlihat... a-ah, sudahlah-

Bibir Heeseung bergetar saat dia mengangkat satu kantung kain di tangannya,

"S-saya kesini mau kasi ini.. Maaf dek Jungwon kesini malam malam..," Ucap Heeseung susah payah. Alisnya berkerut saat mengatakannya. Entah kenapa dirinya hati hati sekali. Seperti nggak kuasa berbicara didepan warga desanya ini.

Jungwon daritadi agak tertegun sebenarnya. Bagaimana tidak? Dia sayang Heeseung, dia cinta orang ini. Dan orang ini sekarang kelihatan sangat menginginkan dirinya. Tentu Jungwon agak tertegun, walaupun dia juga tahu kenapa Heeseung bisa mendadak sayang sama dia. Ya tentu karena pengaruh aji ajinya.

"Nggak masalah, mas..," Jawabnya, agak perlahan. "Masuk, mas," Katanya, menarik tangan Heeseung perlahan, lembut sekali.

Jelas beda perilaku Jungwon saat menggunakan aji aji ini untuk Raden Jaya dan Heeseung. Kali ini.. Jungwon nggak kuasa untuk menggunakan hatinya juga. Bahkan saat jarinya menyentuh kulit lengan Heeseung tadi saja, darahnya sudah berdesir sendiri.

Akhirnya mas.. aku bisa sentuh kamu..

Batin Jungwon. Agak emosional juga sepertinya. Buktinya dia agak menunduk dan matanya agak berkaca kaca sekarang.

"Mas.. adek bikinin kopi ya?," Katanya. Lalu langsung mengambil gelas dan menyeduh kopi.

Jungwon ini.. mungkin karna dia terlalu sayang sama Heeseung, makanya walaupun dibawah pengaruh aji aji, dia tetep memperlakukan Heeseung seperti manusia pada umumnya. Dia bahkan belum ngapa ngapain semenjak Heeseung datang kesini, dan sekarang malah membuatkan kopi.

"Adek..," Panggil Heeseung dari belakang. Suaranya terdengar lirih.

Jungwon nggak kuasa senyum sedikit, sambil memutar sendok di gelas kopi. Baru saja akan menoleh, tapi mendadak ada yang menubrukkan tubuhnya dari belakang.

Itu Heeseung. Kepala desa ngganteng yang tinggi itu memeluk tubuh Jungwon dari belakang, erat sekali.

"Dek Jungwon maaf.. saya rindu..," Ucap Heeseung bagaikan dikendalikan setan. Ah bukan, memang dikendalikan setan. Andai ada orang pintar, pasti orang itu bisa melihat tubuh Heeseung sedang dirasuki dedemit yang mengambil alih pikirannya. Pikirannya jadi kalut, nggak bisa mikir, hanya terpikir tentang Jungwon saja. Dan "cintanya".

Jungwon menghela nafas, lalu tersenyum. Meletakkan sendok kopi dan memegangi tangan Heeseung yang melingkari perutnya,

"Nggak masalah mas..," Ujarnya mendayu. Menengadah ke atas, membiarkan kepala bagian belakangnya bersandar di dada yang lebih tinggi.

Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang