23 - Mencari Jawaban

1K 249 82
                                    

"YaGusti.. Mules nemen ikiii,"

*YaGusti Mules banget inii

Lagi lagi Suno kembali duduk. Cowok itu merebahkan tubuhnya di meja dudukan pawon* dengan ekspresi kesakitan, memegangi perutnya.

*Dapur

Sudah sejak 15 menit yang lalu cowok itu bangkit-duduk, bangkit-duduk melulu. Sebetulnya ini jadwalnya untuk pergi beli sayur ke pasar, tapi perutnya sakit, jadinya dia merasa agak nggak sanggup.

Jungwon yang melihat itu, berhenti mengaduk sayur asem yang dibuatnya. Mematikan api lalu menghampiri Suno yang masih tergeletak tak berdaya itu,

"Mas. Kamu istirahat aja dulu. Biar aku yang berangkat,"

Tawarnya. Habisnya dia nggak tega. Lagipula kalau menunggu sakit perut Suno reda, nggak efektif juga. Nanti keburu pasarnya tutup gara gara kesiangan.

Suno melirik ke Jungwon sambil masih memegangi perutnya,

"Ora popo toh?,"

*Gapapa toh?

Tanyanya.

Jungwon mengangguk,

"Rapopo. Mas Suno minum obatnya dulu gih, ya? Aku berangkat sekarang,"

Ucapnya lalu langsung sigap mengambil keranjang dan uang yang ada di meja. Tak lupa membawakan satu mangkuk berisi ramuan herbal juga lalu diberikan ke seniornya itu.

"Suwon nggih dik, ati ati*,"

*Makasih ya dik, hati hati

Jungwon hanya tersenyum. Kemudian cowok itu benar benar pergi keluar istana untuk membeli beberapa sayuran.












🗻🗻🗻












"Hh.. Sudah,"

Jungwon mengusap peluhnya setelah membeli semua sayur sayuran yang dibutuhkan. Sekarang saatnya pulang. Harusnya.

Tapi, sekarang belum siang sama sekali. Kalaupun Jungwon nggak langsung pulang sekarang, pasti nggak ada yang curiga.

Telapak tangan Jungwon disamping tubuhnya mengerat. Seraya suara Suno yang kemarin menggema sekali lagi,

'Koyo kelebon demit!'

Peluh di pelipis Jungwon berubah menjadi keringat dingin.

Haruskah dia ke dukun lagi?

Pertanyaan itu sangat mengerikan. Tak terbayangkan baginya setelah tujuh tahun lamanya ini, untuk melangkahkan kaki kedalam pijakan penuh dosa halaman rumah dukun lagi. Tapi kali ini.. Dia tak bisa berfikir apa apa lagi selain datang ke dukun, lagi.

Pasti ada dukun disekitar sini.

Pikiran sesat Jungwon mulai membulat. Maka kedua bola mata dengan hiasan bulu mata panjang yang cantik itu melihat ke kanan kiri, menjadi lebih awas. Seraya dia memastikan tak ada seorangpun yang mengikutinya, Jungwon mulai melangkahkan kakinya, lagi lagi ke jalan yang berdosa, ke tempat seorang dukun berada.












Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang