"Karna hanya saya yang tahu.. Bahwa anda sekarang dalam bahaya.."
Mendengar itu, sang Sultan langsung mengangkat tangannya lagi.
Tapi belum sampai tamparan itu mendarat ke wajah Jungwon, suara
Klangg!
Yang agak keras muncul dan mengalihkan atensi sang Sultan.
Saat Jay melihat ke bawah, dia melihat bahwa ternyata suara itu berasal dari botol kaca kecil yang jatuh ke bawah, terpental satu kali di atas lantai sucinya.
Itu ulah Jungwon.
Yang nekat menjatuhkan satu satunya bukti yang dia punya agar sang Sultan dapat melihatnya sendiri, sebab dia tahu bahwa kata kata apapun yang muncul dari mulut rendahannya tak akan didengarkan oleh bangsawan itu.
Sedangkan tenaga Jungwon sudah habis, telapaknya yang perih karna ditusuk keris hingga tembus sedikit mati rasa karna banyaknya darah yang mengalir dari sana. Kedua matanya sedikit buram namun dia memaksakan diri untuk tidak pingsan, karna,
Dia tidak boleh mati disini.
Tidak sekarang. Tidak sebelum dia memastikan keamanan bangsawan itu.
"A.. Anda sedang diganggu oleh sesuatu yang anda tidak bisa lihat,"
Suara Jungwon pelan. Memaksakan diri untuk tetap berdiri walaupun darahnya rasanya sudah terkuras habis.
Jay memicingkan matanya tidak suka, setelah mengalihkan pandangannya dari botol kecil itu, kembali ke abdi didepannya,
"Ngomong apa kamu?!,"
Lagi lagi matanya melotot. Kesal, lagi lagi dia mendengar omong kosong ngawur dari bibir mungil abdi yang tidak jelas datangnya dari mana ini.
Kedua mata lelah Jungwon memandang tepat ke kedua mata Jay, air matanya menetes satu kali lagi tanpa bisa ditahannya,
"Anda tidak perlu percaya saya. Tapi saya berani bersumpah, saya tidak bohong. Anda bisa tanya saya apa saja, saya akan menjawabnya.."
Jungwon menahan rengekannya, sambil sedikit demi sedikit mundur, menyandarkan tubuhnya ke tembok, karna dia merasa tenaganya semakin habis.
Jay langsung menunjuk ke botol kecil di bawah kakinya,
"Apa itu?,"
Tanyanya dengan nada ketus.
"Itu adalah tanda, perwujudan yang saya dapatkan dari blangkon milik anda,"
Jay mengangkat alisnya. Tanda? Dari blangkon nya? Omong kosong apalagi ini?!
"Ambil,"
Perintahnya. Menunjuk ke bawah dengan tatapannya yang menusuk tak ramah, tidak memperdulikan betapa berantakannya pakaian biru pucat khas abdi didepannya yang sekarang sudah menjadi gelap karna darah.
Tanpa berfikir dua kali, Jungwon langsung menunduk, menurunkan pandangannya dan turun kebawah. Merangkak dibawah kaki sang Sultan untuk mengambil botol kaca kecil berisi mustika ghaib itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]
Fanfic"Dek.. saya mau cium kamu. Mau cium kamu. Cium kamu..," 🗻🗻🗻 Latar Kerajaan-Keraton Jawa Diselipi sedikit bahasa Jawa untuk percakapan, tapi nggak masalah buat yang nggak paham ada translate nya kokk, tenang ~ 😚🍃 B×B shayang yg homopobic syuh~...