"Lepas, mas,"
Ujar Jungwon. Pasalnya daritadi sang Raden tak kunjung melepaskan dia. Padahal sekarang mereka sudah berhenti di depan gerbang masuk desanya.
Jay mengeratkan pelukannya dan menutup mata di pundak Jungwon lamat. Mengabaikan gerakan tangan Jungwon yang mengusap usap punggungnya tanda minta pelukannya disudahi.
Jungwon menghela nafas dibalik pelukan. Berfikir, selalu saja begini. Memang benar sih dia diantar pulang, tetapi setelah diantar, tak pernah diizinkan pulang, selalu ditahan dengan rayuan. Manja.
"Mas sayang lepas ya, hm?,"
Suara Jungwon halus. Membuat Raden itu tak kuasa tersenyum. Hatinya berdebar tiba tiba, dan tak sadar melepaskan pelukannya sendiri untuk menatapi kedua mata kesukaanya bergantian.
Jungwon dapat melihat kedua mata sang Raden yang berbinar binar dengan senyum lebar yang ditahan tahan. Terlihat senang sekali.
Kenyataanya, Jay memang senang sekali. Ini pertama kalinya kesayangannya itu memanggilnya dengan kata sayang.
Tangan Jungwon terulur untuk mengusap helai rambut bangsawan itu,
"Aku pamit sik yo mas,"
*Aku pamit dulu ya mas
Ucap Jungwon dengan senyum dan gestur yang terlihat amat lembut.
Senyuman Jay melebar, sembari kedua matanya masih terpanah pada tatapan Jungwon yang terlihat lebih halus dari biasanya itu,
"Nggih dek..,"
*Iya dek..
Mulutnya bergerak otomatis.
Jungwon memberi senyum tipis, sebelum kemudian langsung berbalik dan melangkah duluan.
Tetapi belum lima langkah, suara sang Raden mengintrupsi lagi,
"Dek?,"
Tentu saja. Selalu begitu. Jungwon sudah menduganya. Tapi kali ini, entah kenapa dia tidak merasa terganggu. Cowok itu berhenti dan balik badan dengan senyuman,
"Hm?,"
"Anu... Mas boleh mampir suatu waktu?," Tanya Jay.
Jungwon biasanya akan menolak, tapi kali ini tidak. Cowok manis itu cuma tersenyum dan mengangguk,
"Tapi lewat belakang nggih,"
Jawabnya.
Senyuman lebar langsung terbit di wajah sang Raden,
"Pasti, sayang. Pasti," Jawabnya semangat.
Dengan itu sang Raden akhirnya benar benar melepas manisnya pulang. Dia pergi menaiki kuda artokratnya setelah melambai beberapa kali.
Melihat kuda sang Raden yang sudah jauh masuk ke jalan setapak hutan, senyuman timbul dengan sendirinya di bibirnya. Cowok itu kemudian balik badan dan melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke kampungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]
Fiksi Penggemar"Dek.. saya mau cium kamu. Mau cium kamu. Cium kamu..," 🗻🗻🗻 Latar Kerajaan-Keraton Jawa Diselipi sedikit bahasa Jawa untuk percakapan, tapi nggak masalah buat yang nggak paham ada translate nya kokk, tenang ~ 😚🍃 B×B shayang yg homopobic syuh~...