Krik.. Krik..
Suara jangkrik terdengar dengan jelas ditengah keheningan. Menandakan bahwa hari sudah mulai gelap.
Jungwon terbangun ditengah malam. Mengangkat dirinya pelan pelan dari dekapan sang Raden yang memeluknya semalaman setelah keributan besar kemarin.
Matanya memandangi wajah terlelap bangsawan disampingnya itu, yang remang remang karna Jungwon kehabisan minyak untuk lampu petromaks. Karna yah, sebelumnya sebelum Jay datang kemarin, Jungwon sama sekali tidak punya semangat hidup, bahkan untuk makan. Apalagi untuk pergi keluar dan beli minyak, kan?
Tapi kali ini dirinya merasa punya tanggungan. Dan harus memulai hidup yang layak lagi, walaupun dirinya sebetulnya berharap bahwa Yang Diatas mencabut nyawanya saat ini juga.
Tangannya terulur, mengusap rambut lembut bangsawan itu.
Satu sentuhan, dan Jay terlihat bergelung sangat nyaman didalam tidurnya. Terlihat seperti seakan akan menyadari sentuhan Jungwon bahkan di alam mimpinya. Bibirnya tersenyum, entah sedang memimpikan apa.
"Kowe loro mas..,"
*Kamu sakit mas..
Suara Jungwon berbisik pelan sekali. Tidak ingin membangunkannya. Tangannya mengusap rambutnya sekali lagi,
"Aku bakal carikan obat untuk kamu.. Hm?,"
Lanjutnya. Dengan senyum kecil yang tampak miris, karna matanya masih terlihat berat dan berkaca kaca, sisa menangis seharian tadi.
Kemudian cowok manis itu bangkit dari kasur reot sempit sederhananya, dan berjalan menuju keluar setelah menoleh satu kali lagi untuk memastikan Raden itu benar benar tertidur.
Mengambil selendangnya, dan menutupkan ke seluruh wajahnya, lalu pergi keluar. Tak lupa membawa satu satunya lampu petromaks yang menyala dari rumahnya itu.
Meninggalkan Jay sendirian, tertidur dalam kegelapan yang pekat setelah Jungwon menutup pintu.
🗻🗻🗻
Cahaya lampu petromaks Jungwon yang sudah mulai mati nyala menjadi satu satunya penerang ditengah langit yang sudah sangat gelap ini. Di waktu begini, hampir nggak ada orang yang keluar rumah. Apalagi pergi ke dekat rawa rawa, yang sunyi dan gelapnya minta ampun seperti ini.
Jungwon jelas satu satunya orang disini. Hingga dia dapat mendengar suara langkah kakinya sendiri, yang menginjak daun daun kering seraya dia melangkah.
Tapi setau dia, ini satu satunya jalan menuju ke tempat yang mau dia tuju. Sebab terakhir kali Jungwon sampai kesana itu karna dia menyusuri jalan sepi ini sendirian. Waktu itu, ketika dia sangat frustasi.
Hingga dia menemukan 'cahaya' baru, yang ternyata berujung malapetaka ini.
"Hhah..,"
Jungwon bernafas lega. Ketika dia melihat rumah itu masih ada disana. Rumah yang sudah dia datangi dua kali selama ini, dan ini kali ketiganya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]
Fanfiction"Dek.. saya mau cium kamu. Mau cium kamu. Cium kamu..," 🗻🗻🗻 Latar Kerajaan-Keraton Jawa Diselipi sedikit bahasa Jawa untuk percakapan, tapi nggak masalah buat yang nggak paham ada translate nya kokk, tenang ~ 😚🍃 B×B shayang yg homopobic syuh~...