17 - Cahaya yang Pudar

1.8K 264 121
                                    


CRASH!!

Darah hitam ayam Cermani semburat begitu saja didepan bibir sang Raden. Tersemprot memenuhi mulutnya yang kini penuh dengan bulu dan potongan daging merah leher si ayam.

Kedua mata Jungwon membulat, pemandangan didepan matanya sekarang sungguh mengerikan.

Satu tetes air mata segera turun dari kedua mata sang raden yang alisnya menyatu sendu, sekarang dia merasa seperti binatang. Binatang yang sungguh buas. Bau amis menyeruak diseluruh hidungnya yang sekarang ditutupi leleh merah, dan kerongkongannya yang terasa diselimuti darah. Tapi waktu darah hitam ayam yang tidak normal itu membasahi pakaian aristokratik biru nya, bibirnya malah menarik senyuman, padahal dimulutnya masih penuh dengan benda menjijikkan itu,

"Kamu.. Puas, kan?," Gumamnya. Tersenyum semerta merta.

Mengerikan.

Jungwon merasa dirinya sudah kehilangan akal di saat itu juga. Cowok dengan perawakan mungil itu maju dan,

Plakk!!

Menamparnya. Kemudian cowok itu tak kuasa berteriak sekali lagi, walaupun matanya berkaca kaca,

"BUANG ITU MAS!! MUNTAHKAN!!,"

Bentaknya, lalu sekali lagi-

Plakk!!

Menamparnya keras, sekali lagi sampai potongan leher ayam itu akhirnya terjatuh dari mulut sang bangsawan. Jungwon langsung menangis begitu potongan daging merah dengan selimut darah hitam itu jatuh ke tanah,

"Aaaa!! Ughhh—,"

Cowok itu merengek dengan suara yang parau lalu langsung memeluk tubuh tinggi sang Raden. Menempelkan sisi wajahnya ke baju biru dengan noda hitam itu tanpa peduli terkena darahnya.

Cowok itu tak sanggup bicara apa apa lagi karna dia tau, dan bisa merasakan bahwa tubuh sang bangsawan juga bergetar karna menangis. Tangan rampingnya naik untuk mengusap rambut Raden itu dengan gemetaran,

"Matur nuwun mas..,"

*Terimakasih mas..

Suara Jungwon berbisik perlahan, sangat pelan. Tapi cukup untuk menenangkan Jay yang sedari tadi masih mematung karna shock. Raden itu baru kemudian membalas pelukan Jungwon setelah mendengar suaranya yang halus. Dia melesakkan tubuhnya yang sedikit lebih tinggi ke dalam tubuh sempit Jungwon, memaksakannya dengan menunduk ke pundak Jungwon seutuhnya, menangis dalam diam disana.

Tetapi, entah efek rileks atau apa, semakin lama Jay memeluknya, semakin dia merasa pikirannya melayang. Dan secara aneh tubuhnya menjadi ringan. Dengan tubuhnya yang semakin mendesak masuk ke pelukan Jungwon, tanpa sadar dirinya sendiri sudah kelihangan keseimbangan. Dan saat matanya tertutup, tahu tahu, kesadarannya sudah hilang.

Diapun pingsan di pelukan Jungwon.









🗻🗻🗻







Jungwon masuk setelah menyuruh para penjaga dan pengangkut tandu untuk pergi terlebih dahulu.

Cowok itu menghembuskan nafasnya, setelah menutup pintu dan membuka penutup kepalanya. Dia tahu, bahwa tadi para penjaga itu berpandangan saat pertama kali mendengar suaranya. Mereka tidak bodoh, dan mereka pasti dengar suara laki laki dari Jungwon. Jungwon juga, tidak bisa membodohi mereka walaupun suaranya sudah cenderung tinggi untuk ukuran seorang laki laki. Tapi dia yakin, mereka akan cukup pintar untuk tahu bahwa ini adalah sebuah rahasia yang tidak boleh disebarkan jika mereka masih mau hidup nyaman dibawah istana. Tapi untungnya tidak seorangpun dari mereka pernah melihat wajahnya tanpa penutup wajah, jadi seharusnya ini tidak masalah.

Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang