13 - Kesadaran

1.3K 249 65
                                    

"Maafin aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin aku...,"

Tubuh Jungwon ambruk ke bawah. Cowok itu merengek hingga hampir kehabisan nafasnya.

Dia menutup matanya dengan satu lengan, tak kuasa. Sambil terus menangis.

Cowok ayu itu maju kedepan, lalu menepis keris berdarah di tangan Sang Raden dengan sekali hempas. Kemudian tanpa aba aba menghempaskan dirinya memeluk sosok Raden itu sangat erat, erat sekali,

"Maafin aku.. -Hiks, Ini semua salahku.. Hiks- Ini semua salahku..," Gumamnya disamping wajah raden itu.

Dia merasakan kedua lengan Raden itu yang balas memeluknya, dan kepalanya yang bersandar di pundaknya. Hatinya tertusuk sekali lagi,

"Aku nggak akan usir kamu lagi mas. Nggak," Bibirnya bergetar tak kuasa. Tangannya bergerak gemetaran mengusap usap rambut jagung bangsawan itu dengan konstan. Dia ingin menunjukkan bahwa dia perduli pada sang Raden dan Raden itu tak perlu menyakiti dirinya sendiri lagi.

Seluruh jiwa Jungwon sudah runtuh. Dia menyadari bahwa yang dia lakukan itu salah, bahwa lari dan menyalahkan Raden Jaya atas kesalahannya itu juga salah. Sudah cukup. Sudah cukup pertumpahan darah, Jungwon sudah lelah. Jiwanya sudah tidak lagi kuat menopang semua pertumpahan darah hasil kemenangan permainan setan atas kesepakatan dengan dirinya yang busuk. Pada akhirnya, semua orang terluka. Dan itu karenanya.

Orang orang ini, Heeseung dan Raden Jaya, mereka semua tidak pernah salah. Hanya Jungwon yang berdosa disini. Dan itu semua salahnya. Dia yang membawa malapetaka ke kehidupan kedua orang ini.

Dia menyadarinya sekarang. Dan menangis sangat kencang, memeluk tubuh Raden didepannya sangat erat, karenanya.

Sedangkan sang Raden, Jay, tak bisa menahan senyumannya dan merangkul tubuh Jungwon sangat erat. Dia melesakkan kepalanya jauh kedalam ceruk leher dengan aroma kesayangannya, dan mengacuhkan rasa sakit darah mengalir dibawah lututnya, memilih untuk menikmati rasa sangat lega dan senang yang sangat euphoria sekarang, saat dia merasakan rasa 'cinta' dari kesayangannya lagi. Akhirnya.

Semua perasaan yang dirasakan Jay saat ini, semua adalah tanggung jawab Jungwon. Dia yang menciptakan semua ini secara tidak langsung. Ini semua tanggung jawabnya, dan Jungwon sadar akan hal itu sekarang.

Cowok ayu itu melepaskan pelukannya, dengan senyuman yang dipaksakan menatap kedua mata bangsawan dihadapannya, sambil menangkup wajahnya,

"Sebentar nggih*?," Ucapnya.

*ya?

Lalu cowok itu berdiri dan mengamit ujung seweknya, lalu merobek rok batiknya itu sebagian dengan garis yang panjang. Lalu turun lagi dan memaksa dirinya memandang pemandangan yang paling ditakutinya, luka terbuka di bawah lutut raden itu.

Jungwon menaikkan sewek batik dengan motif emas sang Raden yang ikut tersobek juga, menggulungnya hingga ke pahanya,

Melempar senyum tipis paksanya ke sang Raden, lalu meluruskan kaki terluka Raden itu.

Kemudian tanpa suara membungkus luka terbuka antara lutut dan kaki bagian bawah itu dengan kain hasil sobekan tadi. Ditalinya dengan kencang untuk menghentikan pendarahan.

Lalu cowok itu beralih menatap sang Raden lagi, walaupun dengan tangan yang terbercak darah cowok itu menangkup wajah dengan garis rahang tegas Raden gagah didepannya,

"Mas..," Bisiknya. Air matanya turun satu tetes lagi melihat betapa tulusnya senyuman lembut yang ditunjukkan oleh raut bahagia bangsawan didepannya, berbisik,

"Aku ora bakal ngelarani sampeyan meneh..,"

*Aku nggak akan menyakiti kamu lagi..










🗻🗻🗻










Maap ya pendek, tapi kan udah dobel up beb

Btw itu kakinya ga buntung tung ya, kan tulangnya gede kalo kaki dan motongnya cuma sekali aja pake keris, jadi gabisa langsung putus
Cuma kayak sobek gede sampe ketulang gitu deh paham kan

Aji aji nya ga ilang2 huhu
Lom tau deh kenapa

Tungguin ch depan sayangku 💖
Ily!

Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang