Warning : di chapter ini mengandung taburan ikeh ikeh no kimchih, bagi yang tidak berkenan bisa skip bagian yang ak kasi [WARN] yaa, dan bisa lanjut baca lagi di bagian setelah [WARN] kedua, But bagi kaum kaumku yg doyan makan kimchihh~ kuucapkan enjoy cyhinhh~~
🤭
🗻🗻🗻
"Ndoro Yangtari sampun saras, Gusti,"
*Tuan muda Yangtari sudah sembuh, Tuan
Tabib itu menunduk didepan Jay setelah memeriksa keadaan Jungwon. Langsung disambut dengan wajah raden itu yang mendadak terlihat senang, dia tersenyum lebar,
"Ah! Akhirnya!!,"
Teriak Raden itu senang. Lalu dia langsung beringsut menghampiri Jungwon, tetapi dia berhenti ketika tersadar—si tabib tua itu masih di situ. Menggangu suasana saja.
Jay berdeham, melirik tabib itu dan melirik pintu sekilas, memberi perintah untuk tabib itu segera keluar dari kamar.
"Nggih Ndoro, saya izin pamit..,"
Tabib itu menunduk sekali lagi, lalu langsung melangkah keluar kamar tanpa berani mengangkat wajah. Tata krama.
Segera setelah tabib itu keluar dan pintu tertutup, wajah Jay bercahaya sekali lagi. Raden itu langsung maju dan memeluk tubuh Jungwon yang duduk dikasur dengan senang,
"Sayang... syukurlah.. saya seneng sekali akhirnya kamu sudah sembuh..,"
Jay terus mengusap usap punggung Jungwon dan sesekali mengendorkan pelukan hanya untuk memberi kecupan di pelipis cowok ayu* itu.
*Cantik
Jungwon juga tersenyum lebar dibalik pundak cowok itu. Dia menutup matanya, sedikit terlalu nyaman, dan sedikit terlalu mengantuk. Karena memang, satu bulan dirawat di klinik ini, setiap subuh Jungwon pasti dibangunkan untuk minum ramuan. Karna ramuannya memang harus diminum pagi pagi sekali beberapa jam sebelum makan. Dan sekarang masih jam 6 pagi, Jungwon belum kembali tidur lagi, jadi dia mengantuk.
Jay terkekeh merasakan pergerakan Jungwon yang malah bersandar di pundaknya seperti mau bersiap siap berlabuh ke alam mimpi. Cowok itu mengusapi belakang leher Jungwon pelan pelan,
"Dek, isih ngantuk? Mas bantu baringkan lagi nggih?,"
*masih
*Ya?Jungwon menggeleng sambil masih menutup mata,
"Nggak mas...eum aku mau lihat pemandangan luar. Boleh kan?," Jawabnya dengan suara yang pelan khas orang mengantuk.
Jay terkekeh sekali lagi. Dia gemas. Semakin hari, setiap detik, setiap jam, kenapa Jungwon ini makin manis? Raden itu tak habis pikir. Dia pikir mungkin dirinya terkena penyakit organ dalam, jantung atau apa, karna walaupun sudah sering memeluk cowok cantik kesayangannya ini, tetap saja jantungnya berdebar debar. Seperti sedang bertarung di medan perang saja rasanya.
Tapi bicara soal perang, sepertinya sekarang sudah tidak lagi relevan baginya. Dia saja belum kembali ke keraton selama sebulan ini karna tidak sanggup meninggalkan manisnya sendirian. Biar saja, Raden Jaya kurang perduli juga kalau nanti Baginda Rama* akan marah atau tidak. Jungwon itu prioritas! Urusan politik, itu nomor dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]
Fanfic"Dek.. saya mau cium kamu. Mau cium kamu. Cium kamu..," 🗻🗻🗻 Latar Kerajaan-Keraton Jawa Diselipi sedikit bahasa Jawa untuk percakapan, tapi nggak masalah buat yang nggak paham ada translate nya kokk, tenang ~ 😚🍃 B×B shayang yg homopobic syuh~...