Satu minggu sudah berlalu.
Pernikahan Sri Sultan Jaya Hamengkusumo II dengan Putri Ageng Alwari Sedjokenongo pun sudah ditetapkan. Berita mengenainya sudah dikumandangkan dari dalam maupun luar kerajaan, sekaligus sebagai pesan tersirat bahwa mungkin kedepannya Kerajaan Selatan dapat diakuisisi oleh Keraton Yogyakarta sedikit demi sedikit. Sebab, Putri Alwari merupakan anak sematawayang pemimpin Kerajaan Selatan itu yang membuatnya secara otomatis memegang gelar Putri Mahkota.
Lantas, semua orang senang dengan pernikahan ini. Sebab itu akan membuat posisi keKeraton-an semakin kokoh.
Tetapi tidak dengan laki laki bertubuh mungil bernama Jungwon itu. Tubuh cowok itu semakin kurus, hasil dari banyak piring makanannya yang sering kali ditinggalkannya. Walaupun dia tersenyum dan memberikan ucapan selamat pada Sang Sultan yang setiap malam dia layani, tetapi figurnya yang semakin menonjol tulang rusuknya itu tak dapat berbohong lagi.
Namun setidaknya Jungwon sudah merasa cukup bersyukur. Sebab, meskipun sekarang tanpa aji aji jahat seperti dulu, setiap malam dia tetap bisa melihat Sultan itu tertidur. Setiap malam menemani bangsawan yang tak tersentuh itu, didalam kamarnya hanya berdua. Meracik wewangian yang hanya dirinya yang bisa membuatnya, atau bangsawan itu tak akan bisa tidur nyenyak.
Jungwon sudah cukup senang menjadi seseorang yang berharga, yang membuat bangsawan suci itu bergantung padanya setiap hari hingga harus mengangkatnya sebagai abdi pribadinya.
Malam ini juga demikian. Jungwon datang dengan satu wadah baskom kayu yang berisi bunga bunga wewangian beserta air, berdiri mengetuk pintu kamar ketinggian Sultan tertingginya itu.
Baru mengetuk, sedetik kemudian dia sudah mendapat jawaban.
"Ah, Jungwon! Segera masuk!,"
Suara berat dan menarik itu lantas membuat bibir Jungwon tersenyum. Telapaknya yang makin tipis kulitnya itu segera mendorong pintu dan masuk kedalam dengan langkah yang anggun. Menunduk dan memberi salam,
"Sugeng dalu, Sri..*,"
*Selamat malam, Sri..
Ucapnya dengan senyuman lembut.
"Ya, cepat cepat. Langsung saja. Kemana saja kamu,"
Jawab Sang Sultan dengan nada sedikit mengomel, lalu terburu buru melepaskan kancing pakaiannya dan merebahkan dirinya di kasur. Seperti biasanya.
Jungwon hanya tersenyum kecil melihat gelagat cowok itu. Menurutnya lucu. Seperti anak anak yang menunggu dibacakan dongeng sebelum tidur,
"Kula mboten kesah pundi ndi.. Kula tansah naming wonten ing sisinipun Sri mawon..*,"
*Saya tidak pergi kemana mana.. Saya hanya (selalu) ada disamping Sri saja..
Jawabnya dengan menahan kekehan gemasnya didalam hati. Lalu langsung saja melakukan hal hal yang sudah mestinya dia lakukan. Yaitu meracik wewangian sebagai terapi tidur untuk Sang Sultan.
Seraya melihat sosok majestik didepannya yang sudah tidak menjawab lagi karna sudah mulai merasa sangat mengantuk.
Lucu sekali. Akhir akhir ini cowok itu semakin cepat sekali tertidur, yang membuat Jungwon sangat senang melihatnya. Kini laki laki kesayangannya sudah tidak lagi menderita setiap malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]
Fanfic"Dek.. saya mau cium kamu. Mau cium kamu. Cium kamu..," 🗻🗻🗻 Latar Kerajaan-Keraton Jawa Diselipi sedikit bahasa Jawa untuk percakapan, tapi nggak masalah buat yang nggak paham ada translate nya kokk, tenang ~ 😚🍃 B×B shayang yg homopobic syuh~...