18 - Satu titik darah diatas bunga bunga

1.4K 259 102
                                    

"Hh—hh!! Hh—,"

Mendadak, tubuh Raden itu bergerak meronta ronta ditengah tidurnya. Kedua matanya masih terpejam tapi dia terlihat seperti orang yang sedang kerasukan setan di mimpi yang sangat buruk. Bergerak kesana kemari, gemetaran.

Jungwon yang sedari tadi tidak bisa tidur tenang segera mengguncang guncang tubuh Raden itu untuk menyadarkannya,

"Mas?! Mas?? Mas Jaya bangun mas!!,"

Ucapnya panik sambil sesekali mengusapi kepalanya dengan gerakan yang cepat.

Sejak tadi Jungwon memang tidak bisa tidur karna tentu, siapa orang yang bisa tidur di masa masa seperti ini? Mengetahui bahwa dia akan segera kehilangan orang yang dicintainya dalam waktu dekat. Jungwon sejak tadi tak bisa tidur, bahkan jika dia memaksa menutup matanya. Tapi mendadak saat hari sudah sangat larut, tubuh Raden disampingnya itu mulai bergetar dan bergumam hal hal tidak jelas, terlihat sangat tidak nyaman entah karena apa.

Jungwon agak menepuk tepuk pipi cowok itu, karna gerakannya terlihat semakin menjadi jadi dalam tidurnya.

"Mas Jay!! Bangun Mas!!!,"

Jungwon memekik disamping telinganya karna tidak tahan.

"Hhah!!,"

Raden itu terkesiap, terbangun dengan keadaan melotot dan jantung yang berdegup kencang. Dia tadi bermimpi, tentang pusaran angin yang besar, di satu sisi ada Ibundanya, Rama, dan Jakah adiknya yang sedang memanggil namanya, namun di sisi yang lainnya, ada Jungwon berdiri disana, tersenyum padanya. Kesayangannya itu tampak tenang walaupun dia berada di pusaran angin yang sangat lebat, dan hitam pekat.

Saat matanya berpandangan dengan kedua bola mata hitam Jungwon, Raden itu langsung menarik tubuh cowok itu ke pelukan,

"Dek.. Hh! Hh! Astaga- saya.. Saya—,"

"—Sstt.. Mas.. Rapopo.. Aku ngerti mas rausah diomongke..,"

*Tidak apa apa.. aku mengerti mas tidak usah diucapkan..

Jungwon mengusapi punggung polos tegas Raden itu yang kini terasa ringkih karna tubuhnya bergetar. Jungwon menyandarkan kepalanya di pundak Raden itu, menutup matanya dan menarik nafas panjang. Dia tak mau dengar apapun yang ada di mimpi buruk Jay malam ini, karna dia tahu, kemungkinan besar itu berhubungan dengan dirinya sendiri, dan aji aji miliknya yang perlahan mulai retak sehingga ingatan lama Raden itu mungkin berusaha menerobos kembali dengan cara yang paling mengerikan yang bisa ada.

Jungwon melepaskan pelukannya setelah merasakan nafas Raden itu mulai tenang, menatapi kedua matanya dan melarikan jari jari lentiknya mengusapi wajah tegas cowok didepannya itu dengan penuh kasih sayang,

"Mas tidur lagi, ya? Kamu capek kan, hm? Biar aku yang jagain supaya mas tenang..,"

Suara cowok ayu itu halus dan perhatian. Dengan mendengar itu, Sang Raden mengangguk.

Jungwon mengecup kedua pipi Sang Raden lalu merebahkannya kembali pelan pelan. Saat Raden itu sudah bersiap untuk tertidur kembali, malah Jungwon yang bangkit dan turun dari kasur,

"Dek?,"

Jay mencegat pergelangan tangannya.

Jungwon menoleh, lalu tersenyum hangat,

Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang