2 - Semalaman

4.2K 456 87
                                    

"Gimana akang, tidurnya nyenyak?,"

Suara mendayu Jungwon dipagi hari membangunkan Raden Jaya. Cowok ganteng itu langsung bangun hanya dengan suara pelan Jungwon padahal dari tadi suara berisik ayam berkokok pun seakan ada redamannya, nggak terdengar sama sekali.

Ya, sebegitulah kuatnya pelet bulu perindu yang diaji aji Jungwon. Walaupun dalam prosesnya Jungwon hampir mati karna kerasukan, tapi karena hasil akhirnya sangat memuaskan begini, jadi berasa worth it bagi Jungwon.

"Mas..,"

Suara pelan Jungwon dan senyuman tipisnya memenuhi pandangan Jay begitu dia membuka mata. Langsung menyipitkan mata walaupun tersenyum senang, karena pagi ini wajah Jungwon benar benar menyilaukan. Serius. Jay bahkan nggak mengada ada. Memang ada sinar yang keluar dari wajah mungil dengan senyum manis itu.

Sejenak, hati Jay seperti ditancapi sesuatu.

Yap, cupid. Panah cinta.

Sadar tak sadar, tangan Jay sudah naik dan mengelus pipi tembam Jungwon yang anehnya terasa lebih kenyal dari kelapa muda, dan lebih halus daripada selimut sutra di keraton miliknya. Wah, begitu Jay menyentuhnya, dia nggak bisa berkata kata. Bagaimana bisa seorang rakyat biasa seperti Jungwon ini punya kulit seindah itu? Apalagi dia ini laki laki. Baru kali ini Jay betemu orang semenarik Jungwon, padahal— dia laki laki.

"Kamu kenapa cantik sekali dek..," Gumam Jay sembari masih mengelusi pipi Jungwon dan memandangi wajahnya.

Jungwon tersenyum. Matanya memandangi puas sekali lagi pemandangan didepannya. Wajah Jay yang sangat memujanya. Dia suka. Dia suka sekali dan masih sangat puas saat melihatnya padahal dia sudah berhasil menggaet raden keraton ini dari kemarin. Tetapi hari ini juga, rasanya masih memuaskan.

Jungwon membuka mulutnya,

"Aku cantik toh mas? Tapi aku iki lanang loh mas..,"

*ini cowok loh mas

Mendengarnya, Jay langsung mengeleng geleng,

"Saya nggak perduli kamu laki laki, Jungwon. Saya nggak pernah lihat siapapun itu yang secantik kamu. Seindah kamu. Sebersinar kamu," Jay menatap Jungwon tepat di mata, "Dan saya nggak pernah sejatuh cinta ini sama seseorang selain sama kamu dek..," Lanjut Jay. Dengan nada bicara yang tulus sekali.

Sejenak alis Jungwon berkerut. Dia merasa agak.. hangat(?) Tapi Jungwon buru buru menghilangkan perasaan itu dan menggeleng. Rasanya aneh, masa iya dia baper pada orang yang sedang dalam pengaruh pelet? Sepertinya itu tidak perlu. Daripada mencoba mengambil hatinya, lebih baik Jungwon fokus menggunakan tubuhnya saja. Itu lebih masuk akal sekarang.

"Mas..," Panggil Jungwon mendayu sambil menyapukan ujung jarinya di dada Jay yang tertutup selimut kain tipis.

Jay yang sedang dibawah pengaruh aji aji tentu langsung bereaksi. Di tubuh Jay, sentuhan kecil dari seorang Jungwon itu berbeda dengan sentuhan yang lainnya. Hanya ujung jari begitu saja sudah dapat membuatnya bernafas agak berat.

"Hm sayang?," Jawab Jay sembari menatap Jungwon tepat di mata. Baru saja bangun tidur, tapi tatapan mata Jay sudah sangat lihai mendalami manik hitam kecoklatan Jungwon yang cantik. Menggodanya lewat tatapan mata.

"Mas masih kuat kan?,"

Jungwon naik ke atas kasur dan bertumpu dengan kedua lutut di atas pinggang Jay. Lalu menyingkap selendang yang dipakainya hingga memperlihatkan kedua paha mulusnya didepan sang raden.

Jay membuka bibirnya dengan antipasi. Mendadak kerongkongannya terasa kering. Entah bagaimana, cuma seorang Jungwon yang bisa membuat birahinya menyalak nyalak bagaikan kuda sembrani di medan perang. Ingin rasanya dirinya segera bangkit dan mengukung tubuh mungil Jungwon diantara lengannya, kalau saja tidak ditahan tahan olehnya sedari tadi.

Jungwon maju dan mendekatkan wajahnya didepan wajah Jay sambil menumpukan kedua telapak tangan di dada Jay, berbisik,

"Loh mas kok nggak dijawabh..?" Menambah akhiran 'h' dengan sedikit mendesis. Menarik lebih lagi birahi Jay yang sudah terbakar hebat. Memang, Jungwon ingin bermain main dengan Jay sejauh mungkin hari ini. Oleh karena itu dia sengaja membakar jiwa lelaki dalam diri raden tampan itu. Sehingga dia bisa merasa puas sebelum meninggalkan Jay nantinya.

"Kamu minta dijawab apa dek..?," Jawab Jay, berbisik tidak kalah sensual. Telapak tangannya menggores permukaan pinggang ramping Jungwon, bermain main sedikit disana.

Jungwon tersenyum menggoda. Matanya nakal menatap penuh kerlingan ke raden tampan didepannya itu. "Terserah mas ajah..," Jawabnya, terkekeh kecil, "Tapi Jungwon cuma minta mas nggak berhenti mompa kecuali kalau sudah tengah malam," Jungwon menarik nafas, lalu maju tepat didepan celah bibir Jay yang agak terbuka, dan menghembuskan nafasnya masuk kedalam bibir itu tanpa bersentuhan,

"Bisa, mas..?," Lanjutnya.

"Hh..," Jay meraup nafas manis beraroma kembang kembangan* milik Jungwon itu. Merasa melayang saat merasai rasa menggelitiknya di seluruh rongga mulutnya.

*bunga bunga

Membuka matanya, Jay mendesah perlahan,

"Tentu bisa. Saya bisa mati malam ini sama kamu Jungwon. Kamu nggak ngerti seberapa kuat saya harus menahan diri kalau saya dekat dekat dengan kamu..," Ucapnya. Tangannya lalu naik dan menangkup wajah Jungwon, mengusapnya sedikit sebari perlahan bangkit, mendorong pinggang Jungwon perlahan hingga kini posisi mereka bertukar. Jungwon yang berada di bawah kungkungan Jay sekarang.

Menitpun berlalu dan yang dapat dipastikan sekarang adalah, bahwa sekarang selendang yang tadinya membalut pinggang Jungwon sekarang sudah jatuh ke lantai, begitupun juga dengan pakaian ketinggian khas keraton Jay yang sudah berserakan dimana mana.





🗻🗻🗻













Ch 2 sksk
Ku up aj soalny gatel 😂
wkwk

Bulu Perindu √ Jaywon | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang