22. Brand New Day

2K 289 142
                                    

Hanya satu malam saja Michael menginap di rumah sakit. Lelaki itu sudah diperbolehkan pulang keesokan siangnya, setelah masuk ke rumah sakit pukul 8 malam.

Tentunya Michael tidak bisa melanjutkan acara kabur-kaburannya lagi sebab sudah tertangkap. Alhasil, kembali dirinya pulang ke rumah yang berada di Jakarta Selatan.

Pergelangan tangan kirinya masih dibalut perban. Tapi jika luka jahitannya sudah sedikit mengering, perbannya boleh dibuka. Mungkin sekitar 3 hari lagi sudah bisa dibuka.

Untuk sementara, Michael belum boleh menggunakan tangan kirinya untuk mengangkat barang-barang berat, supaya lukanya tidak kembali berdarah, atau yang paling merepotkan adalah terbukanya jahitan.

Atas perintah Irma, seluruh jenis benda tajam sudah disingkirkan dari kamar dan mobil Michael sebelum pemuda itu pulang dari rumah sakit. Seluruh benda tajam yang ada di rumah itu juga harus langsung disimpan dalam brankas setelah digunakan. Iya, brankas yang biasa digunakan untuk menyimpan uang. Irma yang mengkoordinir semuanya. Sandi dari brankas tersebut? Tentunya dirahasiakan dari sang Tuan Muda.

Sebenarnya, tidak terlalu manjur jika dipikir-pikir. Michael kan bisa saja membeli pisau sendiri, atau menggunakan cara lain untuk melenyapkan diri.

Tapi, ya... namanya usaha.

🌠⚡🌠⚡🌠

Jam 9 Malam

Michael tengah duduk sendiri di dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michael tengah duduk sendiri di dalam kamarnya. Tidak melakukan apa-apa, hanya menatap keadaan malam yang ada di luar jendela. Sudah 1 jam ia di posisi itu beserta pikiran-pikirannya. Kaisar menemaninya sejak sore dan 1 jam yang lalu ia meminta izin untuk keluar sebentar.

Jujur saja, pikiran ingin melakukan bunuh diri lagi sering datang membujuk hati kecilnya, namun Michael berusaha tak tergoda. Ingin memberi kesempatan pada hidupnya, pada pikirannya, apa mau berbaikan dengan dirinya atau tidak. Kalau tidak...

*tok tok tok

"Mike... ini Mama..."

"Iya..."

Kemudian pintu yang tak terkunci itu pun terbuka.

Irma menatap punggung sang putra sedang menghadap jendela. Lantas ia mendekat, kemudian memegang pundak lebar itu dengan lembut, merangkulnya, lalu menyapu-nyapu kedua bahu dan lengannya.

"Kamu belum makan. Makan, yuk. Udah jam 9."

"Iya, sebentar lagi." Balas sang anak datar.

Irma ikut menatap ke luar jendela, memandang kosong dengan pikiran yang penuh.

Agak lama mereka berdiam diri dengan lamunan masing-masing. Yang anak duduk, yang ibu berdiri.

Irma memulai pergerakan, ia menundukkan kepala. Dilihatnya raut sang putra begitu kosong tiada ekspresi. Tangannya merayap ke sisi samping kepala sang anak, lalu mengusapnya dengan sayang.

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang