26. You're So Far Away

2K 267 269
                                    

.........

"Hallo, By."

"Hallo, Mike. Kamu dimana? Aku udah di depan apartemen kamu."

"Hm? Udah di depan?"

"Iya."

"Ya udah, bentar. Aku bukain dulu."

"Iya."

*pip

Lelaki itu pun beranjak dari meja makan, meninggalkan Laras yang sudah terdiam kaku sendirian. Matanya terus memandang sang pria, yang semakin menjauh menuju pintu depan.

"Mike.." Abigail memanggil manja, seraya memeluk lelaki yang baru saja membukakan pintu. "Miss you so much.." Katanya lagi, masih sambil mendekap dan didekap.

"Kenapa, By? Kok tiba-tiba?" Michael bertanya sambil melepas pelukan.

Laras yang memandang adegan itu rasanya seperti disiram dengan seember air. Seketika merasa tak ada harganya di mata lelaki itu. Tentu saja, memang siapa dirinya?

"Abby tau apartemen ini. Berarti Tuan sendiri yang kasih tau.. karena apartemen ini yang tau cuma orang-orang yang diizinkan sama Tuan.." Hati gadis itu berbicara, sambil terus melihat aktivitas 2 orang yang sedang menuju ruang tamu tersebut.

Mengapa ia harus sesedih ini? Michael itu siapa? Pacarnya? Gebetannya? Michael itu ma-ji-kan-nya. Tak semestinya Laras merasakan perasaan seperti ini.

"Laras!" Michael agak mengeraskan suara.

"Ya, Tuan?"

"Kalau udah selesai makannya, bikinin minum!"

"Iya, Tuan!"

Mau Michael berpelukan dengan Abigail, mau mereka masih saling menyayangi, bahkan jika mereka berdua berbalikan sekali pun, tidak ada urusannya dengan Laras. Michael berhak menjalin hubungan dengan Abigail atau dengan wanita mana pun yang ia mau.

Tapi mengapa perasaan Laras seperti seolah Michael itu kekasihnya yang baru saja ia lihat berselingkuh di depan matanya sendiri?

Namun sesuai perintah, Laras menghabiskan nasi goreng itu sambil terus menonton Michael dan Abigail yang duduk sangat berdekatan tak ada jarak itu di sana. Sesekali yang perempuan memeluk tangan, tanpa si lelaki memerotesnya.

"Katanya udah putus, tapi kok gayanya kayak bukan orang yang udah putus?" Sambil membereskan meja makan, sambil bersungut dalam diam.

Di ruang tamu apartemen, Michael dan Abigail duduk bersama dan sangat dempet. Tampak yang perempuan sedang sedih dan hendak bicara suatu topik.

"Mike, Mamaku beneran punya selingkuhan." Abigail berujar lesu dan manja.

"Kamu tau dari mana? Siapa tau fitnah." Michael merespons cepat.

"Enggak... ada buktinya, foto-foto gitu..."

Michael menghela napas, lalu merangkul bahu mungil itu agak erat, "Gak apa-apa, gak usah ditangisin. Berarti Mama kamu emang udah gak cinta sama Papa kamu."

"Ih, Mike... tapi kan..."

"Iya, aku ngerti... tapi ya udah, biarin aja. Papaku juga waktu itu selingkuh."

"Terus kamu nangis?"

"Aku ngamuk malah. Terus ya udah, biarin aja.. bodo amat. Dia aja jahat sama aku dan Mamaku, ngapain aku mikirin dia.. bikin sakit hati aja." Michael menjabarkan.

Abigail menatap Michael dengan mata basahnya, berusaha mencerna, bersamaan dengan Laras yang membawa dua gelas minuman untuk Michael dan juga tamunya.

Mata sedikit melirik, pada dua insan yang sedang bertatapan. Mata Abigail basah, Laras semakin penasaran. Ada apa sebenarnya? Namun Laras kembali sadar, memang siapa dirinya?

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang