01. LARAS

11.8K 641 90
                                    

[CERITA INI BELUM DIREVISI🙏🏻🙏🏻🙏🏻]

.
.
.
.

Jakarta

Namaku Larasati Mega Dahayu. Panggil saja Laras. Aku berasal dari Bogor, tetapi sejak SD sudah tinggal di Jakarta. Usiaku 22 tahun sekarang.

Aku tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. Tidak masalah bekerja jadi apapun yang penting halal dan aku bisa melakukannya. Tidak perlu juga yang gajinya besar sekali, asal cukup untuk memenuhi kebutuhan orangtua dan adikku yang sejak dulu terbiasa hidup sederhana.

Lulus SMA, aku sempat kuliah meski hanya sampai 3 semester. Setelah itu, tidak bisa melanjutkan lagi karena tidak punya biaya.

Ayahku terserang stroke setahun yang lalu, tidak bisa lagi bekerja. Sedangkan Ibuku hanya bisa membuat kue dan memasak. Jadi, yang bisa beliau lakukan sekarang adalah membuat kue dan memasak makanan untuk dijual. Biasanya ditaruh di dalam etalase kaca, lalu dipajang di depan rumah kami supaya menarik perhatian para calon pembeli.

Aku punya satu adik perempuan, namanya Adinda, masih SMP. Dan berhubung semua hal di negeri ini semakin mahal, aku mengalah, aku berhenti kuliah. Biar adikku bisa lanjut sekolah.

Cari kerja? Tentunya di ibukota seperti ini, sulit untuk mencari pekerjaan di tempat yang bagus jika hanya bermodalkan ijazah SMA.

Akhirnya...

Di sinilah aku.

Di rumah besar bagai istana yang diidam-idamkan semua orang. Aku bekerja sebagai salah satu dari 20 orang pembantu rumah tangga di mansion megah ini.

Baru seminggu aku bekerja di sini, tetapi kesabaranku rasanya sudah diuji habis-habisan.

Nyonya Irma Soraya, pemilik rumah ini sangat baik padaku. Pada semua pembantunya juga, tapi anaknya... selalu membuatku tak habis pikir.

Namanya Michael. Tuan Muda Michael. Umurnya 25 tahun.

Harusnya dia sudah lulus kuliah 2 tahun yang lalu, tapi sampai sekarang, dia masih belum lulus-lulus. Entah dia bodoh atau malas, tapi sepertinya sih malas. Karena dia mampu memegang dan mengelola salah satu perusahaan tambang Mamanya dengan sangat baik di umur yang masih terbilang muda. Jadi menurutku, tidak mungkin dia bodoh.

Dan dengar-dengar dari pembantu yang lain, banyak yang ingin menjadi 'joki' namun Tuan Michael tidak mau. Biar saja dia belum lulus-lulus, apa masalahnya? Begitu katanya.

Kalau dipikir sih, benar juga. Tanpa lulus kuliah pun karir dan penghasilannya sudah gemilang.

Tapi meski terdengar bijak dan baik, tetap saja dia itu menjengkelkan.

Pokoknya Tuan Michael itu.. sombong sampai ke langit, dingin, kasar, dan menyebalkan sampai ubun-ubun. Wajahnya tidak pernah ramah, jarang sekali tersenyum, apalagi tertawa. Padahal dia tampan. Tapi tingkahnya seperti iblis bertanduk yang menyeramkan.

🌠⚡️🌠⚡️🌠

CATATAN :
Gambar-gambar hanya visualisasi untuk memudahkan penulis berimajinasi. Silakan bayangkan visual orang lain jika tidak berkenan dengan visualisasi yang disediakan^^

Cerita ini murni buatan purpleliyy jika ada kesamaan dalam bentuk apa pun, itu hanya sebuah kebetulan^^

Selamat membaca. Jangan lupa vote☆ dan komentar apa saja^^

 Jangan lupa vote☆ dan komentar apa saja^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang