30. What Feeling?

2.6K 322 265
                                        

Minta votenya jangan lupa ya bebbsss😇😇💜💜

.
.
.

Hari ini adalah hari Sabtu. Irma tidak bekerja, tiada jadwal ke luar kota pula. Maka, baiknya mengunjungi apartemen Michael sekaligus menginap di sana saja sampai hari Minggu malam.

Pukul 7 tepat, wanita itu sudah berangkat dengan mobilnya. Tidak diantar supir karena sedang tidak berkenan. Mau menyetir sendiri sambil menikmati jalanan. Tidak lupa, membawakan makanan yang enak-enak untuk sang anak. Sudah disiapkan pagi-pagi sekali oleh Bu Susiana.

Sementara di apartemen sendiri, ada Michael yang masih terlelap di atas ranjang dengan Laras. Tidak tahu kalau Mamanya yang mengetahui nomor sandi apartemennya itu sedang menuju ke sana.

Jarak yang tidak jauh karena masih satu kota, membuat Irma tak butuh waktu lama untuk sampai di apartemen anaknya. Apalagi, hari libur kerja dan sekolah. Jalanan tidak macet sehingga hanya 25 menit saja, wanita paruh baya yang masih amat cantik itu sampai di tempat tujuan.

Memarkirkan mobil di basemen, tak lupa mengambil rantang 4 susun yang tak terlalu berat. Kemudian, mulai melangkahkan kaki menuju gedung apartemen. Menaiki elevator atau lift supaya mempercepat kedatangan.

Lantai 9.

Irma keluar lift. Berjalan sedikit lagi hingga sampai di depan unit milik Michael, lantas menekan nomor sandi pintu yang tidak dirahasiakan sang anak darinya. Lantas, terbukalah.

Irma masuk, menutup pintu, dan tidak memanggil-manggil. Takut sang anak akan terbangun kaget apabila ia masih tidur. Sebagai gantinya, hanya akan mengintip ke dalam kamar.

Setelah meletakkan rantang di dapur, Irma sampai di depan kamar Michael. Didapatinya pintu tak tertutup sempurna. Ia pun mendorong supaya terbuka lebih lebar, lantas dikejutkan suatu pemandangan...

Michael, tidur dengan Laras. Berpelukan.

Kelopak matanya membesar, mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa yang dipeluk dan memeluk Michael benar-benar Laras, bukan perempuan lain yang mungkin saja pacar baru anaknya.

Kalau dulu, Irma akan berseru hebat dan langsung mengamuk sejadi-jadinya, tak peduli jika jantung Michael yang lemah akan terkena serangan jantung karena kaget luar biasa. Namun sekarang, Irma memilih untuk menahan emosinya.

Ia mundur, terus mundur beberapa langkah, hingga sampai di sofa ruang TV, wanita itu mendudukkan diri dengan kaku. Menatap kosong dan lurus dengan sorot begitu gelisah karena sangat terkejut.

"Michael... Michael ada apa sama Laras? Kenapa mereka berdua... kenapa mereka berdua tidur sama-sama?" Irma berbicara sendiri, masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Matanya bahkan belum-belum mengecil sejak tadi.

Sekitar 20 menit kemudian, tepatnya hampir pukul 8 pagi, Michael di dalam kamarnya mulai membuka mata. Mengerjap-ngerjap sedikit, melihat sekelilingnya. Lalu, melirik ke bawah. Ada Laras yang tengah memeluk tubuhnya begitu hangat.

Tak sadar, Michael tersenyum manis sekali. Seolah baru saja menatap seorang kekasih di pagi hari.

Michael tidak mau membangunkan. Ia pun beringsut perlahan, memindahkan tangan Laras dari atas dadanya, kemudian turun dari ranjang.

Ia berjalan menuju pintu keluar, sambil menggaruk-garuk kepala dengan mata yang masih layu. Kemudian, tersuguhlah pemandangan yang membuat mata layunya segar sempurna.

"Mama?" Michael begitu kaget. Gerakannya pun menjadi kikuk. "U-udah lama di sini, Ma?" tanyanya sambil menghampiri.

Irma hanya menatap datar. Anaknya berjalan mendekat, kemudian duduk di sampingnya.

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang