31. What Feeling?

2K 271 218
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu. Irma tidak bekerja dan berniat untuk pergi mengunjungi apartemen Michael sekaligus menginap di sana sampai hari Minggu malam.

Jam 7 ia sudah berangkat dengan mobilnya. Sendiri, tidak diantar supir sebab Irma sedang tidak mau diantar, ingin menyetir sendiri pagi ini. Tidak lupa ia membawakan makanan yang enak-enak untuk sang anak.

Sementara di apartemen sendiri, ada Michael yang masih terlelap di atas ranjang dengan Laras. Tidak tahu kalau Mamanya yang mengetahui nomor sandi apartemennya itu sedang menuju ke sana.

Jarak yang tidak jauh karena masih satu kota, membuat Irma tak butuh waktu lama untuk sampai di apartemen anaknya. Apalagi ini hari libur, jalanan tidak terlalu macet sehingga hanya 30 menit saja, wanita paruh baya yang masih sangat cantik itu sudah sampai di tempat tujuan.

Ia pun memarkirkan mobilnya di tempat parkiran, turun dari mobil dan mulai berjalan menuju gedung apartemen. Tak lupa ia menggunakan elevator/lift supaya mempercepat kedatangan.

Lantai 9.

Ia pun keluar dari lift. Berjalan sedikit, sampailah Irma di depan unit milik anaknya. Setelah itu, si Ibu pun menekan nomor sandi pintu apartemen yang memang tidak dirahasiakan oleh anaknya dan... terbuka lah si pintu.

Irma masuk, menutup pintu, dan tidak memanggil-manggil. Takut sang anak akan terbangun kaget apabila ia masih tidur. Sebagai gantinya, ia hanya akan mengintip saja ke dalam kamar Michael.

Sampai di depan pintu kamar, didapatinya pintu kamar sang anak tak tertutup sempurna. Ia pun mendorong pintu itu supaya terbuka lebih lebar, lantas dicengangkan oleh suatu pemandangan...

Michael, tidur dengan Laras. Berpelukan.

Kelopak matanya membesar, mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa yang dipeluk dan memeluk Michael benar-benar Laras, bukan perempuan lain yang mungkin saja pacar baru anaknya.

Kalau dulu, Irma akan berseru hebat dan langsung mengamuk sejadi-jadinya, tak peduli jika jantung Michael yang lemah itu akan terkena serangan jantung tiba-tiba karena kaget yang luar biasa. Tapi sekarang, ia memilih untuk menahan emosinya.

Ia mundur, terus mundur sampai beberapa langkah, barulah ia berjalan menuju sofa yang ada di ruang TV. Mendudukkan dirinya dengan kaku, menatap kosong ke arah yang lurus dengan sorot yang begitu gelisah dan kaget.

"Michael... Michael ada apa sama Laras? Kenapa mereka berdua... kenapa mereka berdua tidur sama-sama?" Irma berbicara sendiri, masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Matanya bahkan belum-belum mengecil sejak tadi.

Sekitar 20 menit kemudian, tepatnya hampir pukul 8 pagi, Michael, di dalam kamarnya mulai membuka mata. Mengerjap-ngerjap sedikit lalu melihat sekeliling. Lalu matanya melihat ke bawah. Ada Laras yang tengah memeluk tubuhnya begitu hangat.

Tak sadar ia tersenyum, manis sekali. Seolah baru saja menatap seorang kekasih di pagi hari.

Michael tidak mau membangunkan. Ia pun beringsut perlahan, memindahkan tangan Laras dari atas dadanya, kemudian turun dari ranjang.

Ia berjalan menuju pintu keluar, sambil menggaruk-garuk kepala dengan mata yang masih layu. Kemudian, tersuguhlah pemandangan yang membuat mata layunya segar sempurna.

"Mama?" ucap Michael begitu kaget, kemudian gerakannya pun menjadi kikuk, "U-udah lama di sini, Ma?" tanyanya sambil menghampiri Mamanya.

Irma hanya menatap datar anaknya yang berjalan mendekat kemudian duduk di sampingnya.

"Ma?" Michael memanggil takut-takut. Pasti Mamanya sudah melihat dirinya dengan Laras, mengingat pintu kamar sudah lebar terbuka.

Irma berusaha menahan kejengkelan.

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang