28. Literally The Last

1.8K 279 210
                                    

3 hari kemudian

Abigail Florencia dan Michael Dante Naderanputra sudah tidak berada dalam satu ikatan asmara sejak 2 bulan lalu. Mereka tak lagi punya komitmen bersama, tak lagi punya tujuan bersama, tak lagi punya hak atas satu sama lain. Michael sudah terbebas dari Abigail, dan Abigail sudah terbebas dari Michael.

Namun rupanya, Abigail ingin punya komitmen dan tujuan bersama lagi dengan Michael.

"Kamu dimana? Aku udah sampai dari 15 menit yang lalu, tau!" Si gadis mengomel sebal.

"Iya, bentar. Ini udah di parkiran. Kamu di Marugame, kan?"

"Iya."

"Oke. 5 menit."

"Hm."

Setelah terlambat 2 menit menjadi 7 menit, akhirnya lelaki itu sampai juga. Masih mengenakan pakaian formal karena baru berurusan dengan kantor, ia mendudukkan dirinya di depan Abigail.

"Mau pesen apa kamu?" Abigail bertanya.

"Terserah kamu aja, pilihin yang enak."

Michael itu memang rumit, tapi selera makannya tidak pernah rumit. Tidak pernah pilih-pilih makanan sejak kecil, dan sering sekali menggunakan kata 'terserah' atau 'apa aja yang ada' jika ditanya ingin makan apa.

Setelah memesan, sekarang waktunya menunggu. Abigail sudah tidak sabar lagi. Bukan menunggu makanan, tapi menunggu jawaban.

Hari ini adalah hari Sabtu, tepatnya pukul 8 malam. Apakah akan berujung ceria atau malah sebaliknya?

"Jadi... gimana, Mike? Jawaban kamu."

Michael menghela napas, berdeham, lalu menatap gadis yang ada di depannya itu. "Aku gak bisa lagi, By." Katanya agak lesu dengan tatapan sendu.

Tak ayal ekspresi Abigail memurung. "Kenapa? Kamu udah punya pacar baru, ya?" Tanyanya pelan, ada kerutan samar di dahinya.

Dan Michael, ditanya seperti itu membuatnya teringat akan Laras dan ciuman mereka di mobil 3 hari lalu. Namun di hari itu juga, Michael melakukan hubungan badan dengan Abigail.

Jujur, untuk pertama kalinya, Michael merasa dirinya brengsek. Karena seumur-umur, ia tak pernah terlibat sesuatu-sesuatu yang seperti ini.

Sebab sebelum Abigail, Michael tidak pernah punya hubungan spesial dengan wanita mana pun sejak peristiwa meninggalnya Bintang. Ya, boro-boro mau memikirkan wanita, bergaul saja dirinya sudah tidak ada minat sebab sedang terpuruk dengan trauma dan depresinya, hingga akhirnya Michael duduk di bangku kuliah dan ditembak oleh Abigail.

"Enggak, bukan karena itu."

"Terus?"

"Karena aku gak bisa lagi, By."

"But we did it again 3 days ago." Abigail mulai ingin menangis rasanya.

Michael menghela napas, "Because you begged for it, so I gave it." Sahutnya pelan.

"Kamu nyalahin aku?!"

"Enggak, By." Michael menggeleng pelan, "Maaf, aku gak bermaksud nyalahin kamu, aku juga salah gak bisa tahan diri. Tapi aku bener-bener lagi gak bisa jalanin hubungan yang serius, By... aku udah sering bilang."

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang