Part 21 : Dongeng dan Orang Asing

15 3 0
                                    

Eurune yang berada dibelakang Claretta menyeringai tipis, ia menjulurkan lidahnya pada Unwyn sebelum mereka berdua lenyap dari pandangan Unwyn.

Mereka muncul di taman belakang yang mulai menjadi tempat favorit Claretta, gadis itu segera duduk dibangku taman kemudian Eurune pun ikut duduk disamping mereka.

Keheningan menemani mereka berdua disertai hembusan angin yang begitu damai. Claretta sesekali memejamkan matanya dan menoleh melirik Eurune disampingnya itu.

"Eurune!" sebuah suara seruan terdengar tak lama seorang lelaki dengan rupa mirip Eurune datang dengan berlari.

"Eorone, awas nanti ja—

'BRUK'

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Eorone lebih dulu tersandung oleh sebuah batu.

Mereka berdua segera menghampirinya dan membantu lelaki itu untuk berdiri serta menggiringnya ke bangku taman.

Nafas lelaki itu memburu ia menatap keduanya panik kemudian menggenggam kedua tangan Eurune.

"Asing."

"Putar."

"Dan ... bunuh."

Perkataan yang terputus-putus itu membuat kedua insan itu memiringkan kepalanya, tak mengerti apa yang diucap Eorone.

Namun Eorone justru mengulanginya hingga akhirnya suara tapak kaki melangkah mendekati mereka, Alfrex menyembulkan kepalanya dari pintu lalu menghampiri Claretta.

Begitu sampai dihadapan mereka, Alfrex mendelik kearah Eorone. "Apa kau datang ke desa Schenee?"

***

Tampak aula sihir itu dipenuhi oleh ketujuh bersaudara, mereka saling tatap satu sama lain sesekali melirik Claretta juga Eorone. Suasana tampak tegang begitu mata Alfrex menajam dan berdiri ditengah mereka.

"Eorone, jelaskan apa yang kau lihat di desa itu."

Lelaki yang ditunjuk itu melirik kembarannya kemudian berbisik lalu mengatakan sepatah dua kata hingga Eurune merangkainya.

"Ada orang asing yang berputar-putar di desa itu, kebetulan ia melihat Eorone dan langsung menanyainya tentang Claretta," ucapan Eurune terhenti ia melirik kearah Claretta sekilas, "orang asing itu bertanya mengenai dimana Claretta tinggal." lanjutnya seraya kembali melihat Alfrex lurus.

Alfrex terdiam beberapa saat ia menganggukkan kepalanya beberapa kali, "lalu apa yang Eorone jawab?"

"Dia menjawab tidak tahu, lalu orang asing itu berkata kalau kau melihatnya segera ke kediamanku, aku akan memberimu sesuatu. Ya, kurang lebih begitu kata lelaki itu." jelas Eurune setelah kembarannya itu berbisik.

Alfrex melangkah mendekati kedua orang dengan rupa yang sama itu, "apa benar begitu Eorone?" tanyanya lagi memastikan apa yang dijelaskan Eurune bukanlah sebuah kebohongan yang ditata semedikianrupa.

Eorone menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya sembari menunjuk Claretta.

Lelaki itu menunduk, "Clare, dibunuh." tak lama ia mendongak mengucap kata rancu yang membuat gadis itu membulatkan matanya sempurna.

"Ah berarti ...." Alfrex mengantungkan ucapannya lalu berjalan mendekati Claretta dan menggenggam kedua tangan gadis itu. "Selama mansion ini tidak bisa dilihat oleh orang awam, kita akan baik-baik saja."

"Saya sudah berjanji pada ratu untuk melindungi dirimu." kata Alfrex sembari membungkukkan badannya.

"Ck, kau mengumpulkan kami semua hanya untuk mengatakan omong kosongmu itu?" decihan keluar dari mulut Unwyn, lelaki itu menghentakkan kakinya beberapa kali kemudian melangkah keluar meninggalkan aula sihir itu.

Claretta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang