Awas typo!
.Jisung baru saja menyelesaikan terapinya. Setelah selesai berbicara dengan dokter, Mark, Jeno dan Jisung memilih untuk langsung pulang.
"Jen, tadi kenapa dari toilet lama banget. Abis boker?" tanya Mark sambil fokus mengendarai mobil.
"Enggak" jawab Jeno seadanya.
"Terus?" tanya Mark lagi karena penasaran.
"Ya gak terus terus, gue bukan tukang parkir" -Jeno.
"Seriusan Jen" -Mark.
"Iya tadi tu waktu mau balik, ada cewek yang kayak lagi mohon-mohon gitu sama dokter" -Jeno.
"Emang kenapa mohon-mohon? Lebaran kan udah lewat" -Mark.
"Kurang tau sih. Dari yang gue denger kayaknya ibunya harus dioperasi tapi dia gak bisa bayar operasinya. Mana dia keliatan masih remaja seumuran kita" -Jeno.
"Yah, kasian banget. Terus lo bantu?" -Mark.
"Enggak" -Jeno.
"Jadi lo langsung pergi aja gitu?" -Mark.
"Iya. Lagian kan gak kenal Bang" -Jeno.
"Heh dengerin, nolong orang itu gak harus kenal atau enggak. Yang penting itu kita niat bantu dia, dengan lapang dada sama ikhlas juga. Meskipun sedikit dari harta kita, kita pisahin buat nolong orang. Nanti balesannya bakalan lebih dari itu. Tapi sih kalo gitu masalahnya, kita juga jangan sembarangan ikut campur urusan orang" -Mark.
"Gitu ya? Hehe, iya deh maaf" -Jeno.
"Kalo misalnya orang yang kita bantu itu jahat?" tanya Jisung.
"Tergantung sih. Kalo misal kita tau dia jahat, terus kita tolong dia untuk kejahatan juga itu baru jangan. Kalo misal kita gak tau niat orang yang kita tolong itu jahat, mungkin kita tetep bakal dikasih sesuatu yang lebih baik sama Tuhan. Tuhan itu Maha Adil, sesuatu yang kita perbuat, pasti ada balesannya" -Mark.
"Wah, baru tau gue lu paham begituan" -Jeno.
"Jangan cuma gue yang paham, adik-adik gue juga harus paham. Apalagi laki-laki, nanti jadi pemimpin keluarga. Kalo yang gitu aja gatau, mau ngajarin apa nanti sama anaknya?" -Mark.
"Hehe. Iya ya" -Jeno.
"Hehe hehe. Jangan cuma ketawa, ingetin tu masukin dalem otak jangan cuma didengerin doang" -Mark.
"Siap Bang" -Jeno.
Selama di perjalanan mereka melanjutkan pembicaraan, sampai tidak terasa mereka mulai memasuki halaman rumah.
Setelah sampai, Jeno dan Mark membantu Jisung keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah anak-anak yang lain sedang berkumpul di ruang keluarga sambil memainkan ponsel dan menonton tv. Mereka yang asalnya sibuk masing-masing, langsung teralihkan saat Mark, Jeno dan Jisung masuk.
"Udah pada makan?" tanya Mark lalu duduk di sofa.
"Belum" jawab Chenle sambil bermain game.
"Kenapa?" Jeno ikut duduk di sofa bersama Jisung.
"Kan nunggu kalian" -Renjun.
"Ciee setia kawan" -Jeno.
"Enggak. Kita sodara bukan kawan" -Haechan.
"Iye lah bodoamat" -Jeno.
"Ya udah ayo makan" ajak Jaemin.
"Kalian gak akan ganti baju dulu?" tanya Chenle kepada Mark, Jeno dan Jisung yang masih mengenakan seragam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life || NCT DREAM [✓]
Random[Jangan lupa follow sebelum membaca!] Mampir dongg, masa orang ganteng ditolak? -Dreamies. . Hidup itu cobaan, dan cobaan harus dilalui dengan kesabaran. - Kenapa bisa ada 7 bersaudara yang umurnya tidak berjauhan? -People. Entahlah, hanya orang tu...