Dreamies-15

206 23 2
                                    

.

"Ponsel kita mati, dan Karina yang suruh kita matiin ponsel"

Mereka semua terdiam setelah mendengar perkataan Jeno. Mereka nampak berpikir keras. 

"Yang kemarin hp-nya hidup, cuma Karina kan?" kali ini Mark bertanya, mereka semua pun meng-iyakan pertanyaan Mark.

"Apa... mungkin Shasha juga sempet telpon Karina?"

"Bisa aja sii, karena kan Karina lagi bareng kita jadi Shasha pikir Karina bisa nyampein kalo Shasha lagi ada apa-apa" ucap Jaemin yang memang masuk akal. 

"Tapi... kalo semisal ponsel Karina hidup, kenapa kita gatau ada telpon masuk atau nggak ke ponsel Karina?" -Renjun.

"Mungkin ponselnya mode silent" -Chenle.

"Atau mungkin sengaja dimode silent?" -Jeno.

"Maksud lo sengaja??"

_____

Bel masuk sudah berbunyi. Semua murid yang mulanya berkeliaran di luar, kini mulai masuk ke kelasnya masing-masing.

Karina sudah duduk di kursinya. Dia pun menoleh ke meja tempat Haechan dan Jeno duduk, meja itu kosong. Karina sangat penasaran sebenarnya kemana perginya mereka. Melihat Mark, Renjun dan Chenle yang terburu-buru tadi, sepertinya terjadi sesuatu.

"Sebenernya mereka kemana si?" batin Karina.  Setelah itu pandangannya tertuju ke tempat dimana Shasha biasa duduk. Tempat itu juga kosong. Seketika pikiran Karina bercampur aduk, dia merasakan perasaan kesal yang kembali datang. "Apa karena Shasha lagi?"

Tidak lama, guru mata pelajaran hari ini masuk ke kelas. Karina masih melamun sampai tidak menyadari kedatangan Bu Mira yang akan mengajar pagi ini.

"Selamat pagi" sapa Bu Mira yang berhasil membuyarkan lamunan Karina.

"Pagi Bu" jawab satu kelas, serentak.

"Oke, sebelum mulai saya absen dulu ya. Itu yang tempat duduknya kosong pada kemana?"

"Haechan, Jeno sama sodara-sodara nya semua izin ada keperluan. Dan Shasha juga ikut. Mereka tadi sempet hubungi saya" jawab Geri yang memang hubungannya dekat dengan Dreamies.

"Ohh gitu, kalo ikut semua pasti urusan keluarga ya?" tanya Bu Mira.

"Emm, nggak tau juga sih, Bu. Hehe" jawab Geri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oke. Berarti cuma tiga orang yang nggak hadir di kelas ini ya. Nah kalo gitu, kita langsung mulai materinya..." Bu Mira pun memulai pelajaran dengan menjelaskan beberapa materi tentang sejarah.

Disaat Bu Mira menjelaskan, bukannya memperhatikan, Karina kembali larut dalam lamunannya. Dia benar-benar penasaran apa yang terjadi. Apa yang membuat mereka semua tidak sekolah? Karina benar-benar ingin mengetahuinya.

"Bu" tiba-tiba Karina mengangkat tangannya, dan langsung menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kelas.

"Iya, ada apa?"

"Maaf bu, saya izin ke toilet" ucap Karina dengan wajah memelas meminta agar diberi izin. Karena Bu Mira melihat Karina yang terus memegangi perutnya seperti sedang menahan sakit, Bu Mira pun mengizinkan Karina untuk pergi ke toilet.

Setelah mendapat izin, Karina langsung bergegas pergi ke toilet. Dia berjalan sedikit berlari ke arah toilet. Sesampainya di sana, Karina mengeluarkan ponsel miliknya dari saku seragamnya, lalu menelepon Jaemin.

Karina menunggu Jaemin untuk mengangkat teleponnya, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Karina pun mencoba menelepon semua Dream bersaudara, dan tidak ada satu pun yang mengangkat panggilan darinya. Karina berdecak kesal. Dream bersaudara tidak ada yang mengangkat teleponnya, padahal jelas-jelas ponsel mereka aktif.

War In Life || NCT DREAM [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang