.
"Semuanya udah beres ya? Tinggal Jeno nih. Nah kan yang terakhir harus dikasih hukuman, kira-kira hukumnya apa?"
"Bersihin rumah aja Kar" usul Renjun.
"Jangan soalnya rumah udah bersih, nanti Jeno gak ngerjain apa-apa"
"Terus apa dong?"
"Udah, fotbar bareng lo aja" ucap Haechan yang langsung membuat Jeno menatap ke arahnya.
"Kok fotbar?" tanya Karina.
"Ya gapapa, udah fotbar lo post aja di medsos" lanjut Haechan yang membuat Jeno tidak terima. Sudah tahu kan, Jeno tidak suka.
"Enggak! Gue gamau!" tolak Jeno mentah-mentah.
"Tuh kan, Jeno tu serba bisa. Nah sekarang dia bilang gamau, berarti dia harus lakuin hal yang gak dia suka sebagai hukumannya" Karina sempat berfikir sejenak lalu mengangguk setuju.
"Ayo Jen, tuh pake hp-nya Karina" ucap Mark. Jeno hanya diam tidak menggubris, tapi, akhirnya karena yang lain memaksa, Jeno pun mengambil ponsel Karina lalu mengambil foto selfie bersamanya. Jeno sebenarnya tidak ingin terlihat tersenyum, tapi karena sodara-sodaranya yang terus memaksa, membuat Jeno pasrah dan menunjukan senyum dengan tidak ikhlas. Sumpah, Jeno benar-benar membenci ini.
Dengan perasaannya yang bahagia, Karina kembali ke tempat duduknya. Dia memmbuka aplikasi media sosialnya dan langsung meng-update/mengunggah foto selfie dirinya dengan Jeno. Setelah terkirim, Karina langsung melihat ada satu orang yang baru saja melihat story-nya. Dan ternyata itu Shasha. Entah mengapa, Karina bahagia Shasha melihat story yang diunggahnya. Dia merasa bangga bisa berada di posisi yang selalu Shasha rasakan.
Saat masih melihat-lihat isi ponselnya, tiba-tiba ada panggilan telepon masuk ke ponsel Karina. Karina menghela nafas lega karena Dream bersodara tidak menyadarinya, alias mereka tidak tahu ada panggilan telepon masuk ke ponsel Karina. Tertera jelas di ponselnya panggilan tersebut dari Shasha. Karina tersenyum miring, entah apa yang Ia pikirkan. Dengan cepat Karina membiarkan ponselnya bergetar tanpa Ia angkat panggilan itu, dan membiarkannya berhenti sendiri. Karina pun langsung ikut mengobrol dengan yang lain.
Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat. Jam sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Menyadari itu, Karina langsung berpamitan. Awalnya Mark menawarkan untuk mengantar Karina pulang. Tapi Karina langsung menolaknya, dia bilang dia akan menghubungi supirnya untuk dijemput. Mereka semua pun mengerti dan hanya mengantar Karina sampai di depan pintu rumahnya.
Setelah Karina pergi, mereka memutuskan untuk langsung tidur karena kelelahan. Dan karena itu, mereka semua tidak sempat mengecek ponselnya dan membiarkannya tetap dalam keadaan mati.
_____
Keesokan paginya, Dream sudah siap untuk pergi ke sekolah. Jeno menghidupkan ponselnya terlebih dahulu, karena dia belum sempat mengecek ponselnya dari semalam. Setelah ponselnya hidup, Jeno melihat ada satu panggilan tidak terjawab dari Shasha. Jeno pun memutuskan untuk menelpon Shasha, tapi sayang, tidak ada jawaban dari Shasha.
"Heh! Ngapain masi disitu? Gak akan ke sekolah??" tanya Haechan saat melihat Jeno masih berdiri di depan pintu rumah, sedangkan yang lain sudah masuk ke dalam mobil. Haechan pun menghampiri Jeno, karena abangnya itu nampak gelisah.
"Kenapa si?" tanya Haechan penasaran dengan apa yang Jeno khawatirkan.
"Ada panggilan nggak kejawab dari Shasha. Gue telepon balik nggak diangkat"
"Ohh, palingan tu anak lagi molor. Atau lagi otw ke sekolah. Dia juga kemarin sore sempet nelpon gue, tapi nggak ke angkat" ucap Haechan yang membuat Jeno terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life || NCT DREAM [✓]
Random[Jangan lupa follow sebelum membaca!] Mampir dongg, masa orang ganteng ditolak? -Dreamies. . Hidup itu cobaan, dan cobaan harus dilalui dengan kesabaran. - Kenapa bisa ada 7 bersaudara yang umurnya tidak berjauhan? -People. Entahlah, hanya orang tu...