Dreamies-17

201 15 3
                                    

Astagfirullah, bisa-bisanya aku lupa nambahin adegan di chapter kemarin. Ya ampun, beneran nggak nyadar banget, dan baru sadar nya itu tadi aku lupa nambahin scene yang udah aku rancang, arghhh. Ya udah deh gapapa, aku usahain buat atur atur lagi, aku masih bisa tambahin scene itu di chapter ini, kalo enggak di sini berarti next chapter. Oke, cuma mau kasih tau itu aja. Happy reading...

.

"Kak Karina?"

"Hai" Karina menyapa lalu tersenyum kepada Chenle dan Jisung. Mereka berdua terkejut dan bingung saat tiba-tiba melihat Karina yang sudah berdiri di luar pagar rumah. Dengan kaku, Chenle dan Jisung membalas senyumannya. Tidak lama setelah itu, Mark dan yang lainnya pun datang. Mereka semua sama terkejutnya dengan Jisung dan Chenle saat melihat Karina.

"Karina? Mau ngapain malem-malem gini?" Mark pun bertanya.

"Mm, gak ada alasan apa-apa sih. Cuma pengen mampir aja. Kebetulan barusan lewat sini" jawab Karina sembari tersenyum.

"Terus kalian ini... Mau kemana?" tanyanya.

Mereka terdiam sejenak, saling menatap lalu akhirnya Jaemin menjawab. "Ke rumah Shasha"

"Ohh ya? Kalau gitu, gue boleh ikut?"

"Mm... Boleh sih. Tapi ini udah malem loh, lo gak akan dicariin?" ucap Renjun.

"Ahh nggak kok. Lagian gue juga udah izin" jawab Karina.

Karena Dream tidak bisa melarang Karina, akhirnya mereka pun pergi bersama ke rumah Shasha. Dan perasaan Jeno tetap tidak enak karena Karina ada bersama mereka. Jeno juga tidak bisa begitu saja melupakan apa yang terjadi pada Shasha, kejadian Shasha yang menghubungi Karina namun tidak dijawab, Jeno masih belum bisa lupa. Meski Jeno tidak tahu apa kebenarannya, tapi hatinya selalu merasakan hal yang ganjal.

Setelah sampai di depan rumah Shasha, Haechan menekan tombol belnya dan langsung dibuka oleh Shasha. Shasha juga terkejut saat melihat ada Karina bersama Dream.

"Ehh Sha? Kepala lo kenapa?" tanya Karina yang terkejut melihat kepala Shasha yang terbalut perban.

"Enggak apa-apa kok. Ya udah, yuk masuk" setelah diizinkan masuk, mereka pun langsung berjalan mengikuti Shasha dari belakang.

"Mm, ini kok kayak bau adona kue ya?" tanya Jaemin saat mencium aroma kue di rumah Shasha.

"Iya gue lagi bikin kue bolu" jawab Shasha seadanya.

"Lo yang bikin?" tanya Jeno. Shasha pun mengangguk "Iya".

"Ya ampun Sha! Lo itu masih sakit!" Jeno yang mendengar jawaban Shasha, jelas kesal. Bisa-bisanya Shasha yang kondisinya belum pulih, malah berinisiatif membuat kue bolu.

"Ya gapapa sih Jen. Gue juga gak kenapa-kenapa kok. Lo ngomel mulu kayak emak-emak tau gak!" Shasha ikut kesal karena Jeno terus terusan melarangnya untuk melakukan ini itu, bahkan sejak di rumah sakit tadi.

"Hm kan ribut lo berdua. Lagian ya Sha, lo masih sakit bukannya istirahat. Lo juga Jen, Shasha jangan diomelin mulu" Haechan akhirnya menengahi mereka.

"Udah ya, gue mau balik ke dapur. Kalian tunggu aja di sini" ucap Shasha sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka di ruang tamu.

"Mau gue bantu Sha?" tanya Jaemin sedikit berteriak karena Shasha mulai berjalan menjauh.

"Nggak usah, Na" jawab Shasha dengan sedikit berteriak juga.

Shasha pun kembali dengan kegiatan sebelumnya. Dia melanjutkan membuat adonan kue bolu yang sempat tertunda. Saat tengah sibuk mengaduk adonan, tiba-tiba kepala Shasha sedikit pusing. Shasha pun menghentikan kegiatannya, lalu mencari-cari obat pereda pusing miliknya.

War In Life || NCT DREAM [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang