."Jun! Renjun lo kenapa? Renjun!!!"
"Hah?" tiba-tiba Renjun mengeluarkan suara. Wajah bingungnya semakin membuat Shasha khawatir, tapi itu juga membuat Shasha lega karena Renjun akhirnya menunjukkan reaksi.
"Renjun, lo kenapa sih?" tanya Shasha khawatir.
"Hah? Apa? Emang gue kenapa?" Renjun malah balik bertanya. Shasha pun menghela nafasnya berusaha sabar.
"Lo bikin gue hampir jantungan!" ucap Shasha kesal, meskipun sebenarnya Shasha masih menyimpan rasa khawatir. Karena tidak biasanya Renjun seperti ini.
"Emangnya gue ngagetin lo?" tanyanya lagi dengan tampang polos.
"Iya! Udah ah ayok, mau balik gak?"
"Ya mau lah! Kok lo jadi sewot Sha?!" kini Renjun mengeluarkan nada bicara emosinya, membuat Shasha memutar bola matanya malas.
Karena Shasha ingin cepat pulang dan tidak mau memulai perdebatan, akhirnya Shasha berjalan terlebih dahulu meninggalkan Renjun. Tidak lama setelahnya Renjun pun menyusul.
Sementara Shasha dan Renjun sedang dalam perjalanan pulang, yang berada di rumah kini sedang bermalas-malasan. Mereka semua merebahkan tubuh di sofa bahkan ada juga yang di lantai. Di hari libur ini memang paling enak rebahan.
Jisung yang rebahan di sofa tiba-tiba bangun, dia melihat ke arah pintu yang terbuka. "Wahh di luar gerimis" ucapnya.
"Serius? Perasaan tadi panas deh" tanya Chenle tidak percaya.
"Renjun sama Shasha masih di mana?" kini Jaemin yang bertanya.
"Tadi Kak Shasha bilang katanya udah mau pulang" jawab Jisung yang memang sempat saling mengirim pesan dengan Shasha.
"Berarti mereka kehujanan ya" ucap Mark.
"Btw..." Haechan yang awalnya rebahan di lantai kini bangun ke posisi duduk. "Sejak kapan Injun suka ngelukis?" tanyanya. Yang lain pun diam beberapa saat karena mereka pun tidak tahu jika Renjun suka melukis.
"Emang bang Renjun bisa ngelukis ya?" Chenle balik bertanya.
"Terus kenapa tiba-tiba nanya gitu Chan?" kini Jaemin yang bertanya.
"Tadi kan gue pinjem kamar mandi dia, nah di kamarnya ada beberapa lukisan di kanvas kecil" jelas Haechan. "Emang kalian gak ada yang tau ya?" lanjutnya bertanya. Semua pun menjawab dengan menggelengkan kepala mereka.
"Mungkin dia lagi gabut aja, terus nyari hobi baru" Jawab Mark.
"Tapi buat pemula, lukisan dia terlalu bagus anjir" ucap Haechan dengan mimik wajah yang tidak biasa.
"Emang sebagus apa sih?" Jeno penasaran.
"Ntar liat aja sendiri kalo udah ada orangnya" jawab Haaechan lalu lanjut merebahkan tubuhnya kembali.
Tidak lama kemudian, Shasha dan Renjun berjalan masuk dengan keadaan setengah basah karena kehujanan. Mereka langsung menyimpan kantung keresek yang mereka bawa, lalu duduk di sofa.
"Wuihh, akhirnya dateng juga" ucap Chenle lalu mencari-cari makanan yang ia pesan. Disusul Haechan, Jisung dan juga Jeno yang sudah tidak sabar memakan makanan yang mereka mau.
"Niat banget kalian sampe basah begitu, padahal kan bisa neduh dulu" ucap Mark.
"Tanggung, lagian hujannya juga kecil" jawab Shasha. Setelah itu, tiba-tiba Jeno menyodorkan sebuah botol yang berisi minuman teh khas Thailand kepada Shasha. Shasha yang melihat itu diam, lalu melirik Jeno. "Buat gue?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life || NCT DREAM [✓]
Random[Jangan lupa follow sebelum membaca!] Mampir dongg, masa orang ganteng ditolak? -Dreamies. . Hidup itu cobaan, dan cobaan harus dilalui dengan kesabaran. - Kenapa bisa ada 7 bersaudara yang umurnya tidak berjauhan? -People. Entahlah, hanya orang tu...