Mohon maaf untuk kesalahan penulisan^^
Happy Reading!.
Tidak terasa, minggu ini Renjun sudah menyambut hari senin kembali. Awal minggu yang menegangkan menurut Renjun.
Dan seperti biasa, kini Renjun sedang baris upacara dengan Jaemin yang berada di sebelahnya. Jaemin yang melihat keringat di dahi Renjun pun, memutuskan untuk bertanya.
"Jun, perasaan matahari ga panas amat, kok lo keringetan kayak di panggang gitu? Lo sakit?" tanya Jaemin dengan berbisik. Dan Renjun hanya menggelengkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Jaemin. Jaemin yang melihat itu seolah mengerti, dan lanjut fokus lagi ke depan.
Setelah upacara selesai, para siswa tidak diizinkan untuk langsung ke kelas. Karena sesuai dengan jadwal, selesai upacara hari senin, akan ada pengumuman pemenang lomba melukis kemarin. Dan sontak itu menjadi sangat menegangkan untuk beberapa murid yang mengikuti lomba, termasuk Renjun.
Pak Alik selaku pembina osis, mulai maju ke depan untuk memberikan pengumuman.
"Baik, saya di sini akan mengumumkan 3 besar pemenang lomba melukis" seluruh siswa pun langsung menyambutnya dengan tepuk tangan yang meriah.
"Di mulai dari peringkat ketiga, diraih oleh...
Somi Meyzhila dari kelas 10 IPA 1""Peringkat kedua, diraih oleh...
Jean Prasisty dari kelas 11 IPS 1""Jen, kok perasaan gue ga enak yaa" ucap Shasha pada Jeno yang berada di sebelahnya.
"Positif thinking, Sha"
"Dan peringkat pertama, diraih oleh...
Hyunjin dari kelas 11 IPS 3"
Tepuk tangan yang sangat meriah pun terdengar, terutama dari teman-teman yang tentu saja mendukung Hyunjin.
Sementara itu, entah mengapa tubuh Renjun kini bergetar, jantungnya berdetak tidak karuan, seolah dia mengalami kembali apa yang dia alami dulu.
"Tenang Renjun, tenang. Mungkin ini penilaian yang adil, lo ga bisa gegabah" batin Renjun. Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri agar tidak panik. Jaemin yang melihat Renjun dengan kondisi seperti itu, langsung khawatir.
"Jun! Renjun lo gapapa kan? Ayok balik aja ke kelas!" ajak Jaemin namun sama sekali tidak ada respon dari Renjun.
Beberapa saat terdiam, Renjun pun tiba-tiba pergi begitu saja meninggalkan Jaemin. Jaemin tentu saja panik dan pergi menyusul Renjun. Jaemin berjalan dengan sangat terburu-buru. Namun, karena kegiatan di lapangan sudah selesai, para siswa mulai berhamburan keluar lapangan dan membuat akses jalan Jaemin terhambat karena banyaknya orang.
Dengan cepat, Jaemin pun langsung menelepon Jeno yang sangat memungkinkan untuk keadaan seperti ini.
"Jen, gua ga tau Renjun mau ke mana Jen. Tolong bantu cari!" ucap Jaemin panik. Jeno yang berada di sebrang telepon sana langsung menutup panggilan itu. Jaemin pun kemudian kembali mencari Renjun yang sekarang entah berada di mana.
Di sisi lain, Jeno, Haechan dan Shasha mulai berlarian. Mereka tidak peduli dengan teriakan teman-teman kelasnya yang bilang guru akan segera datang, mereka benar-benar tidak peduli.
"Gue ke arah sini, kalian terus aja ke sana" ucap Haechan pada Jeno dan Shasha yang langsung disetujui keduanya.
Haechan pun berlarian sambil memperhatikan sekeliling, siapa tahu dia bisa menemukan Renjun yang terselip di antara banyaknya orang di sana. Namun sayangnya, Haechan tidak menemukan apa-apa. Dia pun berhenti sejenak sambil menetralkan nafasnya yang sudah memburu. Sampai tiba-tiba tatapannya tertuju pada tangga yang menuju ke lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life || NCT DREAM [✓]
Random[Jangan lupa follow sebelum membaca!] Mampir dongg, masa orang ganteng ditolak? -Dreamies. . Hidup itu cobaan, dan cobaan harus dilalui dengan kesabaran. - Kenapa bisa ada 7 bersaudara yang umurnya tidak berjauhan? -People. Entahlah, hanya orang tu...