Dreamies-13

208 31 14
                                    

Maafkan typo:)
Tinggalkan jejak ya, jangan jadi siders!

.

Jeno sedang sibuk membaca buku yang tadi dia beli dengan Shasha di toko buku. Jam sekarang menunjukkan pukul 22.43. Dream sudah masuk ke kamar masing-masing dari jam 9 tadi. Mereka sudah tidur atau belum, entahlah.

Karena Jeno sangat fokus membaca buku, dia tidak menyadari jika hari mulai semakin malam. Tenggorokan Jeno pun sudah kering. Sampai akhirnya Jeno memutuskan untuk mengambil minum di dapur.

Jeno beranjak dari tempat tidurnya, berjalan ke arah pintu kamar lalu membukanya. Seketika langkah Jeno terhenti saat melihat sekeliling rumah begitu gelap dan sepi. Tiba-tiba Jeno dilanda ketakutan, ditambah buku yang dia baca barusan adalah buku ber-genre horor. Jeno pun susah payah menelan salivanya. Tenggorokannya sudah benar-benar kering, tapi entah mengapa nyalinya menciut saat melihat ke sekeliling rumah.

Dengan meyakinkan dirinya, Jeno pun akhirnya berjalan. Melewati beberapa kamar, lalu menurun tangga, sampai akhirnya tiba di dapur dan mengambil minum. Jeno meleguk minuman itu dengan cepat, setelah itu langsung bersiap kembali ke kamarnya.

Tapi lagi-lagi langkahnya terhenti. Kini dia tengah melihat seperti ada seseorang yang sedang berjalan di ruang keluarga yang gelap. Jeno bingung, antara kembali ke kamar atau menghampiri sosok itu. Jika dia kembali ke kamar dan ternyata itu adalah pencuri, akan hilang semua barang-barang yang ada di rumah.

Akhirnya setelah berfikir seribu kali lipat, Jeno memberanikan diri menghampiri sosok itu. Dengan sapu injuk yang dipegangnya untuk perlindungan jika saja sosok itu menyerang, Jeno mendekatinya secara perlahan. Jeno berjalan semakin dekat. Jedag jedug jedor, seperti itulah yang dirasakan jantungnya sekarang.

Setelah dirasanya cukup dekat, Jeno memberanikan diri untuk menyentuhnya, meskipun menyentuh menggunakan ujung sapu. Dan perlu diketahui juga, jarak Jeno dengan sosok itu sekarang sekitar satu meter.

Setelah ujung sapunya mengenai sosok itu, Jeno langsung bersiap. Dan begitu sosok itu menoleh, Jeno sangat terkejut. Sosok itu semacam pria dengan wajah yang sangat putih, dan membuat Jeno ingin segera pergi dari sana.

Namun, ketika Jeno berbalik bersiap pergi, dia mendengar suara yang sangat tidak asing baginya. Bahkan suara itu hampir setiap hari Ia dengar.

"Bang Jeno?" akhirnya dengan rasa sedikit ragu, Jeno menoleh. Dia melihat orang itu dari atas sampai bawah dengan sangat teliti. Jeno pun baru menyadari, laki-laki itu ternyata adalah adik bungsunya.

Jeno pun merasa lega, tapi dia kesal juga kepada Jisung. Entah yang ke berapa kali Jeno memergoki Jisung yang berkeliling di rumah saat malam hari. Kemarin-kemarin Jeno hanya terkejut sebentar, lalu setelah itu biasa saja. Tetapi kali ini, rasanya jantung Jeno akan meledak, mungkin karena terbawa suasana oleh cerita horor yang dia baca. Dan masalah wajah yang penuh putih-putih itu, ternyata hanya masker wajah. Katanya Jisung iseng ingin mencobanya.

"Udah Cung, tidur aja yaa. Yu gue anter" Jeno pun mengantar Jisung ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Jisung, Jeno melihat Chenle tertidur begitu lelap. Bisa-bisanya dia tidak menyadari adiknya tidak ada bersamanya di kamar. Jisung pun pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, setelah itu naik ke kasur lalu tidur.

Jeno mengawasi Jisung sampai Jisung benar-benar tertidur. Setelah itu Jeno pun kembali ke kamarnya dan memutuskan untuk langsung tidur.

_____

Hari ini di kelas Jeno sedang melaksanakan ulangan harian matematika. Matematika termasuk pelajaran yang bagi kebanyakan orang dianggap sulit. Tapi tidak untuk orang-orang yang pintar dan rajin belajar. Bagi mereka, matematika mudah jika hafal perkalian dan juga rumus-rumus.

War In Life || NCT DREAM [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang