Dreamies-11

234 40 18
                                    

.

"Cewek itu kan...."

"Heh!" tiba-tiba saja Haechan menepuk lengan Jeno, dan membuat Jeno sedikit terkejut.

"Kenapa bengong? Jangan-jangan terpesona ya lo?" goda Haechan sambil senyam-senyum tidak jelas. Jeno dengan wajah julidnya memukul pipi Haechan pelan.

"Berisik lo!"

"Hehe. I'm sorry! Are you oke?" Haechan terus menggoda Jeno.

"Najis so' Inggris!" Jeno pun memalingkan wajahnya ke arah lain, tak apa jika harus melihat teman sekelasnya yang kepergok sedang mengupil, asalkan tidak melihat wajah Haechan.

"Najis-najis tapi lo suka kan? Uhuyy" Haechan tengilnya mulai kumat. Jika tidak di sekolah, mungkin Jeno sudah membuat Haechan sampai tidak sanggup untuk berbicara lagi. Sayangnya ini masih di sekolah, dan takutnya malah ikutan jadi masalah sekolah. Jeno terlalu malas untuk masuk ruangan BK yang jelas ditakuti oleh seluruh siswa di sekolah.

Wali kelas sudah pergi karena ini juga bukan jadwal dia mengajar di kelas Jeno. Semua siswa langsung mengerubungi meja tempat duduk Karina. Haechan pun ikut-ikutan hanya untunk menguping pembicaraan orang-orang dengan Karina. Tapi Jeno tidak tertarik sama sekali, dia juga ingin menemani Shasha yang  masih lemas sambil duduk di kursinya.

"Lo masih pusing Sha?" tanya Jeno memastikan.

"Enggak, udah agak mendingan kok" jawab Shasha masih dengan nada yang sedikit lemas.

"Sebentar lagi jam istirahat, nanti lo harus makan yang banyak" ucap Jeno, lalu Shasha pun mengangguk. Tiba-tiba ada Karina yang menghampiri lalu berdiri di tengah-tengah Jeno dan Shasha. Dia menunjukkan senyuman yang menurut orang cantik, tapi menurut Jeno biasa saja.

"Hai, gue belum tau nama kalian karena kalian gak ikut kumpul kayak yang lain. Kalo boleh tau namanya siapa ya?" tanya Karina lalu duduk di kursi yang kosong tepat di depan meja Jeno. Jujur saja, mood Jeno seperti hilang seketika, entah apa dan mengapa, Jeno punya perasaan aneh ketika menyangkut Karina. Apa Karina pawang hantu? Entahlah, semoga saja tidak. Jika iya, bisa-bisa habis Jeno tertempel oleh hantu-hantu yang bisa saja menaksirnya pada pandangan pertama.

"Nama gue Shaqila, panggil aja Shasha" jawab Shasha sambil tersenyum. Karina pun mengangguk lalu menatap Jeno meminta jawaban. Tapi sayangnya, Jeno hanya diam saja tanpa berniat menjawab. Shasha yang menyadari itu langsung berusaha mencairkan suasana sebelum berubah menjadi dingin seperti kutub.

"Ohh, kalo dia Jeno" ucap Shasha membantu menjawab. Karina pun mengangguk-anggukan kepalanya.

"Salam kenal ya. Oh iya, tapi lo keliatan kurang sehat Sha?" Karina memperhatikan wajah Shasha yang sedikit pucat.

"Ahh, ini gue cuma pusing doang"

"Ohh gitu yaa"

Tiba-tiba terdengar suara bel istirahat berbunyi nyaring, sontak seisi kelas kegirangan dan mulai berhamburan keluar dari kelas. Jeno yang mendengar itu langsung menarik tangan Shasha untuk mengajaknya ke kantin. Shasha sedikit terkejut saat Jeno menarik tangannya tiba-tiba.

"Ehh mau kemana?" tanya Shasha bingung.

"Ke kantin, lo kan harus makan" Jawa Jeno sambil sedikit terburu-buru dan itu membuat Shasha bingung.

"Tapi kan--"

"Udah ayo buruan" Jeno keukeuh buru-buru.

"Ehh, Karina gue duluan yaa" ucap Shasha lalu ditarik Jeno dan mulai pergi menjauh. Shasha tidak mengerti dengan Jeno yang tiba-tiba seperti ini, apalagi Karina yang baru pertama kali mengenal Jeno.

War In Life || NCT DREAM [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang