Sesuai janji, aku double update nih.
Happy Reading!.
*Flashback on
"Lo serius mau lukis ulang Bang?" tanya Chenle yang baru saja datang ke kamar Renjun. Ia kemudian merebahkan tubuhnya sembari memperhatikan Renjun yang sedang membereskan alat lukisnya.
"Ya mau gimana lagi? Cuma ini caranya" jawab Renjun, lalu mulai mencoret kanvas putih itu dengan warna.
"Emang lo inget gambarnya?" Chenle bertanya lagi.
"Ngga terlalu, yang penting keliatan mirip aja. Toh, orangnya ga akan sadar ini lukisan yang gue bikin ulang"
"Iya sih, semoga cara ini berhasil ya bang"
*Flashback off
_____
Pagi ini Renjun sedang berjalan di lorong sekolah sendirian, menuju ruang BK. Setibanya di sana, ia melihat Hyunjin, beserta salah satu guru BK, dan tentunya Pak Alik selaku pembina OSIS yang menjadi penanggung jawab acara lomba melukis yang diadakannya kemarin.
Renjun pun langsung duduk di sebelah Hyunjin.
"Jadi apa yang mau dibicarakan, Renjun?" tanya guru BK.
"Sebelumnya, saya mau bertanya dulu sama Pak Alik. Alasan kenapa saya didiskualifikasi dari lomba" ucap Renjun. Hyunjin pun tersenyum miring.
"Lo mau bahas itu? Pagi-pagi gini? Bilang aja lo iri kan gak jadi juara?"
"Sorry, tapi gue gak tertarik buat jadi juara. Gue cuma mau meluruskan- atau mungkin membuka kelicikan lo itu!"
"Maksud lo?!" nada Hyunjin meninggi.
"Tolong kalian tenang ya! Bicarakan baik-baik" guru BK berusaha menenangkan keduanya.
Renjun pun menghela nafas, lalu mengambil ponselnya. Ia membuka sesuatu, lalu menunjukkannya pada guru BK dan juga Pak Alik. Ternyata itu sebuah rekaman cctv.
Rekaman cctv? Bukannya rekamannya rusak? Ya! Rekaman di aula sekolah itu memang tidak ada. Tapi, rekaman cctv di depan toilet itu jelas ada. Tepat seperti apa yang diceritakan Shasha, kejadian itu memang benar adanya.
Pak Alik dan guru BK itu pun kebingungan.
"Ini kan juri lomba lukis waktu itu" ucap Pak Alik.
"Iyap, betul sekali Pak"
"Terus kenapa?" kini guru BK yang bertanya.
"Kalian lihat kan? Di situ Hyunjin berbincang dan memberikan sesuatu pada juri itu"
"Lalu?"
"Hyunjin menyuap juri itu" jawab Renjun membuat Hyunjin melotot tidak terima.
"Maksud lo apaan hah?! Kalo lo kalah ya terima aja! Kenapa lo fitnah gue?!" emosi Hyunjin meledak.
"Gue gak fitnah lo! Buktinya udah di depan mata!"
"Tapi bagaimana kamu tahu Hyunjin menyuap? Memangnya kamu tahu apa yang mereka bicarakan?" tanya guru BK lagi.
"Jujur saya tidak tahu Bu, tapi teman saya tahu. Bapak dan ibu bisa liat di sana ada perempuan lewat, dan itu teman saya. Beberapa menit kemudian juga terlihat Hyunjin menghalangi jalan teman saya. Di sana dia mengancam teman saya"
"CUKUP! Mau lo apa sih?!" Hyunjin semakin tidak terima.
"Sudah! Kamu jangan membuat keributan Hyunjin!" guru BK melerai lagi.
"Tapi jika hanya ini, buktinya kurang kuat untuk memutuskan Hyunjin bersalah" Pak Alik menimpali.
"Saya ada bukti lain kok Pak" Renjun pun mengambil kembali ponselnya, dan membuka sesuatu yang lain. Ia kemudian menaruh ponsel itu di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life || NCT DREAM [✓]
Random[Jangan lupa follow sebelum membaca!] Mampir dongg, masa orang ganteng ditolak? -Dreamies. . Hidup itu cobaan, dan cobaan harus dilalui dengan kesabaran. - Kenapa bisa ada 7 bersaudara yang umurnya tidak berjauhan? -People. Entahlah, hanya orang tu...