11. Satu Langkah Pertama

300 41 2
                                    

Aroma keju parmesan yang berbaur dengan kentang menguar di dalam dapur. Apalagi, warna golden brown yang tampak di loyang menambah kesempurnaan cheesy hashbrown buatan Ale. Dia tampak tersenyum lebar melihat hasil karyanya di pagi ini.

"Masak apa, Le? Kayanya baru ini dapur bau masakan." Bara tiba-tiba muncul dari lantai dua. Ia lalu duduk di kursi bar sembari menatap menu sarapan yang sudah disiapkan Ale.

 "Hashbrown. Karena nggak bisa tidur, ya udah masak aja sekalian." sahut Ale sembari memindahkan hashbrown dari loyang ke piring.

Bara hanya tersenyum simpul. Dia lalu mengambil ponsel, menggeser-geser layar dan menghubungi seseorang.

"Dimana?" Tanya Bara saat sambungan video call-nya sudah terhubung. Di layar, tampak Abimana yang sedang memakai kaos putih dan dahi yang berkeringat.

"Jogging di sekitar apartemen."

Ale menghentikan aktivitasnya yang sedang memindahkan hashbrown setelah mendengar suara Abimana di sambungan telepon. Dia terpaku sesaat, menatap Bara dengan penuh tanya.

"Ooh. Masih di Malaysia?" tanya Bara seraya melirik Ale. Bibirnya tersenyum tipis. 

"Hmm. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan."
 
"Ada yang kangen kamu, nih." Bara mengganti arah kameranya pada Ale yang tidak siap dan malah menjatuhkan sepotong hashbrown ke lantai.

Kentara sekali wajah gugup Ale saat melihat Abimana di layar ponsel Bara. Wajahnya sampai bersemu merah karena malu dengan ucapan Bara.

"Hai, Le." Sapa Abimana. Bibirnya menunjukkan senyum, meski masih terlihat nafasnya yang tidak teratur.

"Hai." Ale tersenyum kikuk.

"Lagi masak apa?" Celemek yang menempel di badan Ale membuat Abimana tahu apa yang sedang dilakukannya.

"Hashbrown. Sampai kapan di Malaysia?" 

"Kenapa Le? Kamu kangen beneran?" 

Ale langsung merutuki pertanyaan yang baru saja diucapkannya. Seharusnya dia tidak perlu menanyakan hal seperti itu, yang justru semakin memperkuat ucapan Bara tadi.

"Nggak apa-apa. Cuma tanya aja."

"Ooh. Aku belum tahu balik Jogja kapan, karena selesai dari sini juga harus stay di Jakarta dulu."

"Ooh. Sukses ya kerjaannya. Aku tutup dulu ya teleponnya." 

Ale hendak mengakhiri panggilan video call-nya, saat Abimana memanggilnya, "Le, kamu mau titip sesuatu?"

"Titip kamu segera balik aja, bi." Bara tiba-tiba menyahut, membuat Ale langsung menepuk lengannya dengan keras.
Abimana yang melihatnya langsung tertawa. 

"Jangan kaget ya nanti, Ale bisa tiba-tiba jadi galak." Tambah Bara yang membuat Ale melayangkan tinju lagi ke lengan Bara.

"Udah bi, ditutup aja ya. Nggak usah dengerin Bara."

Dengan sisa tawa di bibirnya, Abimana menutup teleponnya. "OK. Aku tutup ya."

"Apaan sih, Bar!" Omel Ale setelah telepon ditutup.

"Nggak kenapa-kenapa. Kan membantumu mengatakan apa yang kamu simpan."

Ale mendesis, menahan kesal. Ia lalu mengambil tissue dan membersihkan potongan hashbrown yang jatuh ke lantai. Sementara Bara mengambil sendok dan mulai memakan hash brown.

"Not bad, Le. Aku baru tahu kamu memendam bakat memasak." Ujar Bara setelah memakannya.

"Biasanya juga makan masakanku." Gerutu Ale sembari membersihkan dapur.

A Long Way To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang