Akhirnya, menjejakkan kaki di Jogjakarta lagi. Sejak pesawat mendarat di landasan pacu bandara Adi Sucipto, senyum sama sekali tidak lekang dari bibir Andra. Di dalam otaknya sedang memutar lagi semua kenangan yang tertinggal di kota ini.
Mobil melaju cepat menyusuri jalanan Jogjakarta yang tidak terlalu ramai pagi ini. Dulu, jalanan ini hampir setiap hari dilewatinya saat akan ke kantor. Hingga akhirnya, mobil berhenti tepat di halaman kantor bank tempatnya bekerja dulu. Andra bergegas turun dari kursi depan, lalu membuka pintu di kursi belakang. Hari ini, dia datang ke Jogjakarta karena mendampingi Executive Vice President yang melakukan kunjungan ke berbagai wilayah kerja.
"Selamat pagi, Pak Ilham." Sapa Pak Yogi dengan ramah. Meskipun berkedudukan sebagai seorang EVP, dia selalu ramah pada siapapun.
"Pagi, Pak Yogi." Balas Pak Ilham. Mereka berdua lalu berjalan masuk ke dalam kantor lalu menaiki tangga menuju ke lantai dua. Sementara Andra mengikuti di belakang, sembari mengedarkan pandangan ke beberapa orang yang berada di sekitarnya.
Dimana Ale? Kenapa dia tidak terlihat? Dia terus menanyakannya di dalam hati, meski bibirnya terus tersenyum saat menyapa beberapa pegawai lain. Bahkan saat sudah berada di ruangan marketing, dia juga menemukan bangku Ale kosong, tanpa penghuni. Sementara meja kerjanya dulu sudah berpenghuni, seorang perempuan yang tersenyum ramah padanya.
Ingin rasanya menanyakan keberadaan Ale pada perempuan itu, namun dia juga tidak mengenalnya. Dia hanya menatap sedih pada meja yang kosong itu. Harapan yang sudah dibangunnya sejak di Jakarta, musnah begitu saja.
"Nyari Ale, ya?" tanya perempuan yang duduk di mejanya dulu.
Andra hanya tersenyum tipis menanggapinya. Dia tidak mengenalnya, tapi bagaimana bisa perempuan itu tahu kalau dirinya sedang mencari Ale.
"Ale sedang kunjungan nasabah di Gunung kidul." Tambah perempuan itu. Senyum tampak tersungging di bibirnya. Andra semakin yakin kalau perempuan itu tahu kisah dirinya dan Ale beberapa waktu lalu. Mungkin, dia dekat dengan Ale.
"Thanks infonya." Hanya itu yang akhirnya diucapkan Andra, sebelum akhirnya dia ikut masuk ke dalam ruangan Kepala Cabang. Dia harus kembali pada tujuannya datang ke tempat ini, mendampingi EVP.
***
Tidak ada yang bicara meski perjalanan empat puluh lima menit sudah terlewati. Mobil yang dikemudikan Abimana nyaris sampai di Gunung Kidul. Dia lalu memilih menepikan mobilnya di sisi jalan. Dia pikir, dia harus menanyakan kondisi perempuan di sampingnya yang sejak tadi hanya terpaku, menatap kosong pada jendela mobil.
"Kamu baik-baik saja, Le?" tanyanya kemudian. Matanya tertuju pada Ale dengan ekspresi wajah cemas. Bagaimana tidak, perempuan ini sejak tadi naik ke mobil sudah seperti bertemu zombie.
Ale hanya mengangguk lemah. Wajahnya tampak pias, dan matanya berkaca-kaca.
"Kamu kenapa, Le? Tadi pas aku turunin di kantor baik-baik saja." Abimana semakin cemas melihat wajah Ale. Tadi setelah menurunkan Ale di depan kantornya, dia menjalankan mobilnya menuju Gunung Kidul, namun dia terpaksa putar balik saat melihat paket kredit Ale tertinggal di kursi belakang mobilnya. Saat masuk ke dalam halaman kantor, dia justru melihat Ale berjalan cepat keluar kantor. Wajahnya tampak panik sembari menoleh ke kanan kiri, mungkin mencari dimana mobilnya semalam diparkirkan. Melihat itu, Abimana bergegas turun dari mobilnya dan berlari menghampiri Ale. Belum sempat dia menanyakan apa yang terjadi, Ale menarik tangannya dan mengajaknya pergi. Dia bilang mau ikut ke Gunung Kidul sekalian survey tempat, lalu dia membisu sepanjang perjalanan.
"Aku tidak apa-apa, bi." Ale masih saja tidak mau jujur. Dia bahkan memalingkan wajahnya dari tatapan Abimana.
"Kamu baik-baik saja saat turun dari mobil, kenapa sekarang jadi seperti ini? Apa yang terjadi di kantor?" Abimana masih mendesak. Bukan karena dia ingin tahu urusan Ale, tapi setidaknya dia harus tahu perempuan yang bersamanya dalam kondisi baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Long Way To You
RomanceKehilangan Andra adalah kehilangan besar bagi Alessandra. Meski dia terus berusaha menyisihkan lukanya, namun dia justru berakhir merindukannya. Hingga, Abimana datang ke dalam hidupnya. Memberi warna baru ke dalam hidupnya dengan cara yang tidak te...