26. The Unsaid Feeling

329 53 3
                                    

Hanya langit-langit ruangan berwarna putih yang terus bergerak menjadi pemandangan Ale menuju ke ruangannya. Ada berbagai macam perasaan yang sedang bergejolak di dalam hatinya sekarang. Terasa carut-marut hingga dia tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana menghadapi kenyataan yang sedang di depannya sekarang. Yang dia ingat adalah perkataan dokter beberapa menit lalu. Dia telah kehilangan calon bayinya yang baru berusia 4 minggu.

Ingin rasanya dia menjerit keras, mengutuk dirinya sendiri yang bahkan tidak sadar jika dirinya sedang hamil. Bagaimana bisa dia menjadi ibu jika sama sekali tidak menyadari kehadiran buah hati di dalam perutnya sendiri? Namun, di dalam ruangan yang hanya ada dirinya, dokter kandungan dan seorang perawat, ia hanya bisa diam dan menggigit bibirnya sendiri. Menangisi kemalangannya dalam diam sembari berharap Abimana akan berada di sisinya dan memeluknya sekarang.

Ale pun hanya bisa diam saja ketika dokter menjelaskan kondisi kandungannya. Namun, hatinya terasa sakit ketika dokter mengatakannya janinnya tidak lagi bisa diselamatkan. Dokter harus melakukan kuretase untuk membersihkan sisa sisa di dalam kandungannya. Tangannya mencengkram kuat sprei tempat tidur, berusaha menahan sakit yang luar biasa di dalam hatinya. Dia bahkan belum sempat menyadari kehadirannya, tapi harus kehilangannya lebih dulu.

Matanya perlahan terpejam, membuat air matanya yang sejak tadi ditahan, mengalir bebas ke tulang pipinya. Ia tidak lagi bisa merasakan apapun ketika dokter melakukan kuretase, karena sakit di hatinya jauh lebih parah. 

Bi, aku harap kamu disampingku sekarang. Ale hanya bisa mengulang ulang kalimat itu di dalam hatinya.

_***_

Hening. Tidak ada suara apapun di dalam ruangan. Mata Abimana menatap lekat wajah perempuan yang sedang tertidur lelap di depannya. Masih ada sisa-sisa airmata di sekitar matanya, namun ia tampak tenang dalam tidurnya. Tangan Abimana menggenggam erat tangan istrinya sejak ia datang beberapa jam lalu. 

Seharusnya, ia berada di samping istrinya sejak tadi dan tidak membiarkannya menghadapi kenyataan berat itu sendirian. Ale pasti kesulitan tadi. Hatinya pasti sakit sekali harus kehilangan calon bayinya. Dan ia sangat menyesal tidak bisa mendampinginya.

Satu tangannya kemudian berpindah ke rambut Ale, lalu mengusapnya lembut. Seandainya, dia bisa membantu Ale, mengurangi rasa sakitnya. Meski ia pun sedang terluka sekarang, karena bagaimanapun dia adalah ayah dari calon bayi yang terpaksa pergi tanpa sempat disapa. Tapi, dia adalah laki laki, kepala keluarga. Seseorang yang harus bisa menjadi sandaran Ale pada kondisi sekarang. Jika ia rapuh, lalu bagaimana Ale akan bersandar?

"Mas…" Suara lemah Ale membuat Abimana terjaga dari lamunannya.

"Bisakah kamu memelukku?" Lanjut Ale.

Tanpa menunggu lama, Abimana langsung mencondongkan tubuhnya pada Ale lalu memeluknya. Dan tidak butuh waktu lama hingga terdengar suara tangis yang keras dan bahu yang berguncang.

Mungkin, sudah terlalu lama dia menahannya hingga sekarang semuanya meledak begitu saja. Tumpah ruah menjadi tangisan yang menyedihkan. Sementara Abimana hanya bisa mengusap pundaknya dengan lembut, sembari berbisik, "Menangislah Le, kalau itu bisa meringankan sakitmu." Matanya pun mulai berair, mendengar tangisan istrinya dan gumamannya kalau dia bukanlah ibu yang baik. Hatinya pun ikut semakin sakit, tapi dia harus menjadi kuat.

Napas Ale masih tersengal, namun tangisannya sudah berhenti. Sisa sisa airmata pun juga terlihat dari matanya yang membengkak. Abimana membantunya bangun dan minum agar sesak di dadanya sedikit berkurang.

"Maafkan aku, Mas. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik." Ale mengatakannya dengan suara serak dan napas yang masih tersengal.

"Sabar ya, sayang. Apa yang terjadi bukan kesalahanmu atau siapapun. Allah sepertinya lebih sayang sehingga mengambilnya kembali. Nanti kita akan bertemu dengannya." Tangan Abimana mengusap lembut wajah istrinya, membersihkan sisa sisa airmata.

A Long Way To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang