16. Tanda tanya

142 47 0
                                    

¡¡¡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¡¡¡

"Bibi! Alana berangkat dulu ya, hati-hati di rumah. Bilang kak Dipta Alana udah berangkat"

Alana yang sudah memakai seragam sekolah kini menuruni anak tangga sambil menggendong tas punggungnya.

"Udah mau berangkat dek?"

Langkah Alana terhenti ketika melihat Dipta yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil meminum tehnya, ia menghampiri kakaknya itu lalu mencium pipinya singkat.

"Alana berangkat dulu kak!" pamitnya

Dipta terdiam melihat Alana yang sudah berlalu. Alana berlari kecil sambil tersenyum senang menuju teras rumah. Renan ternyata sudah menunggunya dari tadi.

"Hai sayang!" sapanya masih dengan senyum yang tak luntur

Renan sedikit terkejut, baru kali ini Alana memanggilnya dengan panggilan sayang. Ia memperhatikan Alana mempunyai kantung mata seperti orang yang kurang tidur.

"Tidur jam berapa?"

"Abis telfonan aku tidur kok.."

"Itu kenapa matanya?"

"Kamu ngga percaya sama aku?" ucap Alana dengan nada mengintimidasi

Renan menghela nafas pelan, "Bukan gitu"

"Mana helmnya?" tanyanya lagi melihat Alana tidak membawa apapun di tangannya

"Biasa juga ngga pake helm" sungut Alana

"Ambil helm sana"

Alana dengan riang kembali masuk ke dalam rumah. Lalu kembali dengan helm hitam miliknya. Buru-buru ia memakai sendiri helm itu dan menaiki motor Renan.

"LETS GO!!" seru Alana sambil mengepalkan tangannya ke udara

Renan memutar kuncinya dan melajukan kendaraan menuju sekolah mereka. Bisa dilihat Renan dari kaca spion, Alana tersenyum dan bersenandung ria.

"Hai ibu!" sapanya pada ibu-ibu yang mereka lewati di jalan

Alana terlihat sangat senang dan menikmati perjalanan mereka. Renan merasa sedikit aneh akan hal itu. Ia tahu Alana adalah seseorang yang periang. Tetapi pagi ini rasanya sedikit berlebihan.

"Yeay sampai!"

Mereka memasuki area parkiran sekolah. Alana langsung turun dari motor sebelum motor itu berhenti sempurna di parkiran. Renan terkejut dibuatnya, untung saja kaki Renan menahan motor dengan cepat.

"Lana hati-hati..," tegur Renan, tetapi Alana hanya tersenyum sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan

"Ayo cepetan! aku udah ngga sabar hari ini ada ulangan kimia, jadi kita harus udah ada di kelas sebelum bel masuk berbunyi." ujarnya panjang lebar sambil menggandeng lengan kekasihnya itu

Struggle, Love, and Bipolar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang