¡¡¡
Javier terus melajukan mobilnya dan kini mobil mereka telah sampai di depan rumah sakit merdeka. Dipta langsung turun dan menghampiri suster yang kebetulan sedang di luar rumah sakit.
"Suster tolong brankarnya, adik saya baru aja tenggelam," kata Dipta dengan kalang kabut
"Adik bapak sekarang di mana?" tanya wanita yang berpakaian serba putih itu
"Ada di dalam mobil"
Suster itu pun langsung masuk ke dalam rumah sakit dan keluar lagi dengan perawat lain membawa alat yang digunakan untuk memindahkan pasien yang sakit.
Dipta langsung membuka pintu belakang dan memindahkan Alana di bantu Renan dan Javier. Mereka semua pun langsung bergegas menuju ruang unit gawat darurat.
Sesampainya di depan ruang UGD, mereka tentunya tidak boleh masuk dan harus menunggu di luar.
"Saya mau masuk, saya ngga bisa biarin adik saya sendiri di sana." ucap Dipta sambil mati-matian menahan air matanya
Perawat itu tetap menggeleng, "Tidak bisa bapak, ini sudah peraturan rumah sakit"
Dipta langsung menendang tempat sampah yang di dekatnya. Javier langsung menarik tangan Dipta untuk duduk tenang di kursi tunggu. Dipta lalu duduk sambil menggigit ujung bibirnya dan menyandarkan tubuhnya di dinding rumah sakit.
"Alana pasti baik-baik aja..," ungkap sang ayah menenangkan
Pria dengan jas berwarna putih dan stetoskopnya langsung memasuki ruangan serba putih itu. Pintu yang bertuliskan unit gawat darurat pun langsung di tutup.
Renan masih berdiri dan melihat pintu itu dengan tatapan penuh harapan. Ia dengan pakaiannya yang belum kering karena ikut masuk ke dalam air tadi.
"Nak?" panggil lelaki paruh baya itu
Renan seketika menoleh dan memperlihatkan senyumnya.
"Duduk disini" titahnya sambil menepuk kursi yang ada di sampingnya
Renan pun langsung duduk di samping kanan Javier. Javier mengelus rambut lelaki itu, "Ngga mau pulang dulu? baju kamu basah semua itu"
Renan menggeleng, "Saya mau disini sampai Alana siuman om," katanya dengan sopan
"Baiklah"
Dari mereka bertiga tampak Javier yang paling tenang, karena seperti itulah dirinya. Ia lebih memilih menenangkan Dipta dan anak lelaki yang baru ia temui hari ini.
Sudah 15 menit berlalu, dokter pun keluar dari ruangan itu. Ketiganya langsung berdiri.
"Gimana keadaan adik saya dok?" tanya Dipta
"Kami sudah memasangkan alat bantu pernapasan pada pasien karena pasien sempat mengalami henti napas dan penurunan kesadaran. Tapi untung saja pasien masih bisa selamat karena pasien dengan cepat dibawa kemari." jelas Dokter yang berumur sekitar 40 tahun itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle, Love, and Bipolar [END]
Novela JuvenilAlana adalah seorang gadis yang ceria tetapi orang-orang tidak tahu bahwa Alana mempunyai penyakit yang berhubungan dengan jiwanya dan memiliki trauma. Dari hari ke hari Alana sangat kesulitan karna Bipolar terus mengganggu hidupnya tetapi dengan du...