Alana adalah seorang gadis yang ceria tetapi orang-orang tidak tahu bahwa Alana mempunyai penyakit yang berhubungan dengan jiwanya dan memiliki trauma. Dari hari ke hari Alana sangat kesulitan karna Bipolar terus mengganggu hidupnya tetapi dengan du...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
¡¡¡
Jam istirahat telah tiba, seorang lelaki berseragam putih abu-abu sedang duduk di pagar pembatas yang tidak terlalu tinggi. Ia sendirian di rooftop sekolah itu, menikmati setiap hembusan angin dengan segala macam hal yang memenuhi ruang kepalanya.
Salah-satunya adalah tentang gadis yang ia sukai dari awal masuk sekolah menengah ke atas. Entah kenapa begitu sulit bagi lelaki berusia 17 tahun itu untuk sekedar tidak mengingatnya lagi.
"Arghh!"
Nathan berteriak dan mengacak-acak rambutnya frustasi. Seorang lelaki bertubuh tinggi lainnya diam-diam menghampiri dan ikut duduk di samping lelaki yang sedang kacau pikirannya itu.
"Kenapa lo di sini?" tanya Nathan tanpa melihat ke arah seseorang yang ia ajak bicara
"Lo yang kenapa? ngga biasanya lo kayak gini"
Renan menghela nafasnya saat tidak ada balasan dari Nathan,
"Nat"
"Nan"
"Lo duluan aja," kata Renan mulai membiarkan Nathan mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara, entah ingin membicarakan apa
Renan punya firasat ini tentang pacarnya, Alana.
"Gue pengen jujur tentang perasaan gue ke Alana." seru Nathan dengan nada hati-hati
Lelaki leo itu menelan salivanya karena tak ada respon dari sang sahabat, "Gue mohon.."
"Gue janji akan lupain Alana setelah ini." sambungnya lagi
"Jangan.."
"Ha??"
"Gue bolehin lo buat confess ke Alana. Tapi jangan lupain Alana dulu, siapa tau gue butuh lo buat jaga dia." terang Renan dengan pandangan lurus ke depan
Nathan yang mendengar itu langsung mengerutkan alisnya, "Maksud lo apa?"
"Jaga-jaga aja siapa tau gue ngga ada lagi nanti"
"Wah ngaco lo!"
Nathan berdecak sebal dan turun dari pagar pembatas itu, ia ingin beranjak pergi sebelum Renan mulai mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal lagi.
"Nat?" panggil Renan sembari turun dari sana dan berdiri di hadapan Nathan