¡¡¡
"RENAN!!"
Alana sontak terbangun dari tidurnya dengan napas yang menderu-deru, ia terduduk di kasurnya dan menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Dipta yang mendengar teriakan Alana dari bawah langsung bergegas menuju kamarnya dan menghampiri adiknya yang sudah menangis dengan keadaan yang sangat kacau. Lelaki itu langsung mendekap adiknya dengan erat.
"Tenang ya, kakak ada di sini," ucapnya menenangkan Alana sembari mengusap punggungnya
"Renan kak.."
Alana menangis tersedu-sedu di dalam dekapan sang kakak sambil terus merapal kan nama Renan berulang kali. Ia tidak tahu apa yang terjadi, yang pasti ia sekarang sangat ketakutan.
Tanpa beranjak sedikitpun Dipta masih menopang Alana di dalam dekapannya dan sesekali mencium pucuk kepala Alana dengan lembut. Ia menduga pasti Alana telah bermimpi buruk tentang Renan.
"Lo mimpi apa sih dek?" tanyanya hati-hati sembari menatap wajah Alana, dapat dilihatnya wajah Alana yang sudah memerah serta air matanya yang tak berhenti mengalir sejak tadi
"Renan.."
"Renan ninggalin Alana kak," jelasnya masih terisak
Dipta terdiam sejenak, ia mengerti kenapa Alana jadi sangat kacau seperti ini hanya karena sebuah mimpi.
"Renan masih dan selalu ada di samping lo dek." ujarnya kemudian mengusap air mata sang adik sembari menampakkan senyum kelincinya
Mendengar perkataan Dipta membuat Alana sedikit mendapat ketenangan dan tangisannya perlahan mereda. Ternyata perihal kehilangan itu hanya sekedar mimpi belaka.
Dipta lalu meraih pitcher bening itu dan menuangkan air putih ke dalam gelas yang sudah ada di atas nakas dan memberikannya kepada Alana,
"Minum ya, tenangin diri lo dulu dek.."
Alana mengangguk pelan lalu menyambut gelas yang Dipta berikan kemudian meneguk air putih itu sampai habis.
"Mau lagi?" tanya Dipta lalu disambut gelengan kepala dari Alana, ia pun mengambil gelas yang ada di tangan Alana dan menaruhnya lagi di tempat semula
"Jangan takut kehilangan dek, karena mau gimana pun lo menggenggam sesuatu pasti bakalan tetap terlepas.."
"Karena kehilangan adalah salah satu cara semesta bekerja." ungkapnya.
-
Setelah Dipta memberi tahu Renan tentang apa yang terjadi sebelumnya, lelaki itu langsung bergegas ke rumah untuk melihat kondisinya. Ia khawatir dengan keadaan sang kekasih.
"Ada yang sakit?" tanyanya lembut ke arah gadis yang sedang duduk di meja rias sembari mengikat rambutnya asal
Alana lalu melihat ke arah Renan, tampak kekhawatiran di wajah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle, Love, and Bipolar [END]
Teen FictionAlana adalah seorang gadis yang ceria tetapi orang-orang tidak tahu bahwa Alana mempunyai penyakit yang berhubungan dengan jiwanya dan memiliki trauma. Dari hari ke hari Alana sangat kesulitan karna Bipolar terus mengganggu hidupnya tetapi dengan du...