[CP--O7]

9.9K 1.2K 75
                                    

©Haruwoo_o present

Criminal Prince
[Hajeongwoo story]

.
.
.

"Mama, I'm in love with a criminal."

Kedua obsidiannya perlahan mulai terbuka dengan sempurna bersamaan dengan rintihan pelannya yang mengalun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua obsidiannya perlahan mulai terbuka dengan sempurna bersamaan dengan rintihan pelannya yang mengalun. Kedua tangannya lantas meremat kuat surai legamnya saat pening terasa menghantam kepalanya dengan kuat.

"Kamar ini? Lagi?"

Dengan sedikit kesusahan, Jeongwoo mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Sekujur tubuhnya terasa kebas dan sakit. Ia sendiri masih berusaha mengingat kenapa dia bisa berakhir tidur di atas ranjang empuk ini lagi.

Sampai dimana langkahnya terhenti tepat di depan cermin besar yang terpajang apik pada salah satu dinding kamar bernuansa gelap ini. Pantulan dirinya tercetak dengan jelas. Membiarkan Jeongwoo kembali mengingat kejadian buruk yang menimpanya semalam.

Obsidian beningnya perlahan mulai berkaca-kaca dengan linangan air mata yang berkumpul siap meluncur kapan saja dari kedua pelupuk mata indahnya.

Melihat wajahnya yang dipenuhi beberapa lebam, bibir bagian bawah juga sudutnya yang robek serta tanda keunguan yang ada di sekitaran lehernya sudah cukup menjelaskan betapa hinanya dirinya sekarang.

"Kau sudah bangun?"

Tubuhnya menegang sempurna saat merasakan tepukan tiba-tiba pada pundaknya, membuat Jeongwoo secara spontan memundurkan langkahnya.

Haruto yang mendapatkan respon seperti itu lantas mengeraskan rahangnya. Bukan marah pada Jeongwoo, tapi pada orang yang hampir melecehkan Jeongwoo kemarin.

"Sarapanmu sudah siap di meja makan. Ruang makan ada di lantai satu. Kalau kau mau kuliah, katakan saja pada salah satu pelayan agar menyiapkan mobil juga supir untukmu."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Haruto berniat untuk keluar dari dalam kamarnya. Namun langkahnya harus terhenti saat mendengar cicitan pelan dari Jeongwoo yang tiba-tiba saja menggenggam pergelangan tangan kirinya.

"Jangan pergi."

Haruto mendengarnya dengan jelas. Bagaimana pemuda yang baru saja ditemuinya tiga hari yang lalu melarangnya untuk pergi. Suara itu mengalun dengan lirih, penuh dengan permohonan agar dirinya tetap tinggal disini.

"Aku harus pergi bekerja."

Tanpa membalikkan tubuhnya atau bahkan sekedar menoleh, Haruto menyahut sembari menyentak lengannya sendiri membuat genggaman Jeongwoo terlepas. Namun pada detik selanjutnya, pria dengan marga Watanabe itu tetap membalikkan tubuhnya guna menatap wajah manis Jeongwoo yang menatapnya sendu.

Menghela nafasnya pelan, Haruto kembali melangkah mendekat ke arah Jeongwoo. Dan entah mendapatkan dorongan dari mana, kedua tangan Haruto kini malah beralih untuk menangkup kedua pipi Jeongwoo yang dihiasi lebam juga memerah karena bekas tamparan.

Criminal Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang