[CP--18]

8.8K 1K 210
                                    

©Haruwoo_o present

Criminal Prince

[Hajeongwoo story]

.
.
.

Hai luv! Miss me? or miss my story? wkwk.

Tentang end kemarin just prank, okay sayangkuu~

So, happy reading selirku sayang <33

Helaan nafasnya berhembus dengan berat, berharap rasa sakit dan sesak yang dirasakannya saat ini mau ikut menguap terbawa angin malam pertengahan musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helaan nafasnya berhembus dengan berat, berharap rasa sakit dan sesak yang dirasakannya saat ini mau ikut menguap terbawa angin malam pertengahan musim dingin. Kedua kakinya dibiarkan tertekuk di atas sofa dengan selimut yang membalut juga kedua lengannya yang memeluk tungkainya erat.

Netranya menerawang jauh, menatap langit malam tanpa minat. Pikirannya kacau dengan berbagai macam hal buruk yang sibuk berkeliaran memenuhi benaknya. Terutama tentang keberadaan adiknya yang sampai saat ini belum bisa ia lacak sama sekali.

Redentor.

Satu kata atau sebuah nama julukan yang paling enggan untuk didengarnya lagi. Luka lama yang seharusnya tak lagi terbuka, kini malah menganga semakin lebar. Lagi, dirinya malah mempertanyakan keadilan pada semesta.

"Kenapa harus aku? Kenapa harus adikku? Kenapa harus kami?"

Lirih.

Kalimat tanya yang keluar dari belah bibirnya terdengar sangat lirih. Bahunya merosot lelah dengan air mata yang perlahan mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Hyunsuk takut, sangat takut akan semua kemungkinan yang bisa terjadi ke depannya.

Bukan tentang keselamatannya, tapi tentang keselamatan adiknya. Hyunsuk merasa sangat tidak becus dalam mengurus dan menjaga malaikat manis yang menjadi alasannya masih bisa bernafas sampai saat ini.

"Jeongwoo-ya, hyung merindukanmu." gumamnya pelan yang pastinya tak akan mendapat balasan apapun.

Memejamkan matanya, Hyunsuk mencoba meyakinkan diri dengan keputusan yang akan diambilnya saat ini. Demi adiknya, dirinya akan dengan senang hati menyerahkan diri pada Jihoon. Mengikuti permainan yang pria itu inginkan dengan bayaran adiknya harus dibebaskan tanpa ikut terlibat sedikitpun.

"It's okay, Choi. Kau hanya perlu mengikuti kemauan pria brengsek itu dan setelahnya Jeongwoo akan aman tanpa gangguan." bisiknya pelan menyemangati diri.

Maka setelah menegak kembali secangkir kopi yang menemaninya, Hyunsuk segera bangkit dari duduknya. Melangkah terburu menuruni anak tangga mansionnya, tangan mungilnya sibuk merogoh saku celana kainnya untuk meraih ponsel miliknya.

Criminal Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang