Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.
***
Typo Bertebaran
***
HAPPY READING
***
Keesokan harinya, Fei Wei bertekad untuk menaklukkan sang burung pheonix.
Ia sudah menyusun rencana dengan matang di tambah ide dari Xia yang sepertinya akan mempermudah rencananya.
"Xia kau tau kan apa yang harus kau lakukan selama aku pergi?"
Xia mengangguk mengerti dengan apa yang harus ia lakukan.
"Jika ada yang mencarimu, aku akan mengatakan bahwa kau pergi berjalan-jalan sendiri untuk menenangkan diri dan tidak ingin di ganggu oleh siapapun,"
"Bagus, kalau begitu aku akan pergi sekarang,"
Fei Wei melewati jalan yang sama dengan yang ia lewati kemarin. Setelah memasuki hutan, Boo dan Doo keluar dari gelang ruang dan berlari bersama Fei Wei.
"Rencana kita kali ini harus berhasil apapun yang terjadi," tekad Fei Wei.
Ia sangat yakin pedang yang di jaga oleh burung itu hampir terlepas kemarin saat ia menariknya. Namun entah kenapa tiba-tiba ia terlempar begitu saja.
"Fei, saat kau menarik pedang itu yakinkan sang pedang bahwa kau pantas untuk menjadi tuannya, fokus saja menyatukan hatimu dengan pedang pheonix itu,"
"Baiklah aku akan mengingatnya Yang,"
Saat sudah sampai di kaki gunung, ia dapat melihat burung pheonix yang sedang terbang mengitari puncak gunung. Sepertinya ia lebih waspada karena kejadian kemarin.
"Boo, Doo, kalian siap melawannya?"
"Siap nona, serahkan saja kepada kami,"
Boo dan Doo mengambil jalan yang berbeda dengan Fei Wei. Mereka akan memancing burung itu ke arah air.
"Auuuu"
"Auuuuuu"
Saat mendengar aungan Boo dan Doo, burung itu dengan segera terbang menuju ke arah mereka.
Ia mengikuti suara mereka dengan api yang membara di sekujur tubuhnya.
Saat sampai, ia hampir saja terkena semburan air dari Boo dan Doo. Mereka memanfaatkan air yang ada di danau dekat mereka.
Pertempuran terjadi di antara mereka. Disisi lain, Fei Wei telah masuk ke dalam sarang burung pheonix. Ia memantapkan hatinya untuk mendekati pedang itu.
Padahal ini bukanlah kali pertama ia melihat pedang pheonix ini, namun rasanya ia masih deg-degan.
"Ayo Fei, jangan biarkan tubuhmu kalah dengan pedang itu, biarkan ia merasakan bahwa kau lebih kuat darinya,"
Baru memegang pedang pheonix itu saja, rasa sakit mulai menjalar kembali ke dalam tubuhnya. Ia menahan semua sakit yang ia rasakan.
Sedangkan Burung pheonix yang sedang bertarung dengan Boo dan Doo merasakan adanya seseorang yang berusaha mengambil pedang itu.
Ia dengan buru-buru kembali ke gunung. Boo dan Doo memberikan serangan demi serangan untuk menghambat pergerakan burung itu.
Sang burung pheonix menyemburkan api yang hampir saja mengenai Boo dan Doo jika mereka tidak menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...