Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.
***
Typo Bertebaran
***
HAPPY READING
***
Hari ini mereka sedang bersiap untuk menjalankan misi selanjutnya. Sebelumnya Fei Wei sudah mencari info tentang misi yang akan mereka jalankan. Misi ini berada di tingkat C, lebih tinggi dari yang kemarin namun juga lebih berbahaya.
Namun untuk misi apa yang harus mereka jalani, Fei Wei tidak mendapatkan informasi apapun.
"Baiklah untuk misi kali ini saya yang akan memimpin karena para guru sedang mengurus hal lain," ucap putra mahkota a.k.a Rei lantang.
Para murid wanita seketika merasa gembira karena mereka akan dibimbing oleh Rei.
"Cih, awas saja mereka berani mendekati milikku,"
Monolog Fei Wei dalam hati. Ia tidak suka mendengar para wanita itu mengharapkan sesuatu yang lebih dari Rei. Cemburu kah?"Untuk misi kali ini, kami telah menebar rumput pelangi ke beberapa tempat di hutan buatan. Kalian harus mengumpulkan rumput pelangi itu sebanyak mungkin,"
"Namun terdapat beberapa rumput pelangi ilusi yang dapat membahayakan kalian. Maka dari itu, kalian harus berhati-hati dalam memilih rumput pelangi yang asli,"
"Murid yang gagal akan ditarik keluar dan poin mereka akan dikurangi sebanyak 20 poin. Sedangkan mereka yang lolos akan mendapatkan tambahan 50 poin,"
"Satu lagi, untuk mereka yang berhasil mendapatkan rumput pelangi terbanyak akan mendapatkan hadiah uang nantinya seperti misi sebelumnya. Misi ini akan dilaksanakan selama 2 jam, jadi kalian harus bertahan selama itu juga, "
Semua murid bersorak, tetapi tidak banyak diantara mereka yang pesimis karena takut gagal dan poin mereka akan berkurang.
"Baiklah, kita harus bisa bertahan selama 2 jam," ucap Fei Wei.
"Tapi bagaimana kita membedakan rumput pelangi yang asli Fei?" tanya Han.
"Apakah kalian pernah melihat umput pelangi sebelumnya?"
Mereka menggelengkan kepala tanda tidak pernah melihat rumput pelangi itu sebelumnya. Fei Wei menghela napas lalu menjelaskan ciri-ciri dari rumput pelangi itu.
"Karena jumlah kita yang terlalu banyak, lebih baik kita membagi diri menjadi beberapa bagian,"
"Aku, aku ingin bersamamu Fei," ucap Di tiba-tiba. Ada yang aneh dari ekspresi wajahnya itu.
"Baiklah, siapa lagi yang ingin bersamaku?"
Sekitar 5 orang mengangkat tangannya. Han dan Dian membuat tim sendiri agar mereka bisa lebih leluasa untuk bergerak dengan jumlah yang sedikit.
Mereka memulai misi sesuai dengan instruksi yang diberikan. Satu persatu dari mereka memasuki hutan buatan yang tidak kalah luasnya dengan hutan keramat.
"Perhatikan langkah kalian! Jangan sampai terjebak dengan ilusi!"
Menit demi menit pun berlalu, satu persatu dari mereka gugur dalam misi ini.
"Disana! Itu rumput pelangi!" teriak salah satu anggota dari tim Fei Wei sambil berlari menuju ke arah rumput itu.
Fei Wei yang melihat itu mengamati rumput pelangi dari kejauhan. Saat menemukan kejanggalan Fei Wei segera berteriak, "Berhenti! Jangan menyentuhnya!", namun terlambat rumput itu telah berubah menjadi singa bersayap yang akan menghadang mereka.
Dengan cepat Fei Wei menarik murid yang memegang rumput pelangi tadi agar menjauh dari sana.
"Roaaar"
Fei Wei mengeluarkan pedangnya dan melawan singa itu.
"Slaaash"
"Slaaaash"
"Roaaaaaar"
"Kalian cepat pergi dari sini!" teriak Fei Wei masih melawan singa itu.
"Tapi..."
"CEPAT PERGIII!"
Di membawa mereka pergi menjauh dari tempat itu. Setelah memastikan mereka benar-benar pergi, Fei Wei melawa singa itu dengan serius.
"Waktunya kau menghadapi diriku yang sesungguhnya, Hyaaaaa!"
"Roaaaar!"
Fei Wei melawan singa itu tanpa kenal lelah. Ia terus menghunuskan pedangnya secara brutal.
"Roaaar!"
Saat serangan terakhir, tubuh singa itu hancur berkeping-keping. Fei Wei mengambil rumput pelangi lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Karena berpisah dari temannya, Fei Wei memutuskan untuk mencari sendiri tempat rumput pelangi yang lain.
Ia dengan sangat mudahnya mengumpulkan beberapa rumput itu tanpa adanya hambatan.
"Szeet"
"Tuk"
"Siapa disana! Keluar!"
Hampir saja Fei Wei terkena anak panah yang entah berasal dari mana. Tak ada tanda-tanda adanya orang lain disekitarnya.
Fei Wei mendekati anak panah yang tertancap di batang pohon, lalu mencabutnya.
"Racun,"
"Szeeet"
"Szeeeeet"
"Szeet"
Tiba-tiba saja puluhan anak panah mnyerangnya dri berbagai arah. Dengan cekatan Fei Wei menghindari semua anak panah itu.
"Szeet"
"Aaww"
Satu anak panah berhasil mengenai lengan sebelah kiri Fei Wei. Ia memegangi lukanya itu sambil masih berusaha menghalau anak panah itu.
Racun yang ada di ujung anak panah mulai berefek padanya. Fei Wei memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Dengan sisa tenaga yang iya punya Fei Wei berlari lalu memakan pil tak terlihat miliknya agar tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Setelah agak jauh, Fei Wei beristirahat dibawah sebuah pohon besar, efek dari racun itu semakin kuat.
"Fei, cepat masuk ke gelang ruang!"
Fei Wei mengikuti ucapan Yang untuk masuk ke gelang ruang.
"Uhuk"
Darah keluar dari mulut Fei Wei saat ia batuk.
Yang memberikannya segelas air suci untuk menetralisasi racun yang ada di tubuhnya.
"Untung racun ini bukan racun yang berbahaya, jika tidak sedari awal kau sudah tidak bisa bergerak Fei,"
"Iya, racun ini hanya akan melumpuhkan seseorang selama beberapa waktu saja. Tapi yang menjadi pertanyaan sekarang, siapa yang berniat untuk mencelakaiku disaat kita menjalankan misi?"
"Ada seorang penghianat disekitarmu Fei, kau harus berhati-hati,"
Kira-kira siapa kah yang berniat untuk mencelakai Fei Wei? Mungkinkah salah satu dari murid akademi ini? Atau mungkin yang lebih parahnya, dia adalah orang yang ia kenal?
.
.
.
Tbc.......Hai guys, karena kemarin aku gak up, jadi hari ini aku langsung up 2 part oke
Semoga kalian terhibur.Oh iya, ada yang bisa tebak siapa yang nyerang Fei Wei?
Kalian bisa komen dibawah ya....Byee
See you baga bashi
~~Rabu, 2 Maret 2022~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...