HAPPY READING
No Plagiat
Wajib follow dan vote.................
Setelah berusaha keras untuk membujuk Rei, permainsuri dan raja, disinilah Fei Wei dan Xio Xia sekarang, di depan kediaman Jendral Lu. Awalnya Rei bersikeras untuk ikut, namun Fei Wei tidak mengizinkannya. Lagi pula ia harus kembali ke akademi bukan?
Fei Wei dan Xio Xia kembali tanpa membawa satupun barang, bahkan mereka hanya punya sepasang pakaian yang melekat di tubuh mereka itu saja.
Penjaga gerbang membukakan pintu untuk mereka, tidak banyak yang berubah di tempat ini. Hanya di paviliunnya saja yang sedikit diperbaharui seperti kamarnya yang dibuat agak luas, pembersihan secara rutin, dan juga beberapa tanaman baru yang Fei Wei minta untuk di tanam ditamannya.
"Wah ternyata ada tamu yang datang?" Yan Xi dengan gaya angkuhnya menyambut Fei Wei, mungkin lebih tepatnya belagak seperti pemilik rumah.
"Memang kenapa? Ini adalah rumahku, dari pada kau yang hanya numpang nama saja," ucap Fei Wei melewati Yan Xi begitu saja.
Yan Xi mengepalkan tangannya, "Apa maksudmu!"
"Memang benar kan apa yang ku katakan? Kau dan ibumu tidak punya hak sama sekali dirumah ini, kau bahkan bukan saudari kandungku dan ibumu hanya ingin harta dari ayahku saja," ucap Fei Wei membuat Yan Xi semakin emosi.
"Kau! Beraninya kau menghinaku dan ibuku!"
Baru saja Yan Xi ingin melawan Fei Wei, Xio Xia dengan sigap melempar serbuk gatal pada tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan dasar pelayan rendahan!" sambil terus menggaruk seluruh badannya yang mulai muncul bintik-bintik merah.
"Sekarang kau tidak bisa menindas kami lagi nona," ucap Xio Xia percaya diri.
Yan Xi berlari meninggalkan mereka sambil masih terus menggaruk.
"Ayo Fei kita ke paviliun,"
Mereka berjalan menuju paviliun. Xio Xia tercengang melihat semua pelayan dan penjaga membungkuk memberi hormat kepada mereka disepanjang jalan. Tidak seperti dulu yang pastinya akan dipenuhi dengan pelayan dan pengawal yang tidak sopan kepada Fei Wei bahkan tidak menganggap keberadaan anak kesayangan jendral Lu itu.
"Semua pelayan dan pengawal sudah kubersihkan Xia, tersisa mereka saja yang pasti akan mendapatkan balasan setimpal,"
Sesampainya di paviliun teratai, Xio Xia menyadari ada yang berubah. Paviliun tersebut nampak lebih luas. Ketika pertama kali masuk ada sebuah meja kecil yang bisa digunakan untuk menjamu tamu. Disebelah kanan dan kirinya terdapat ruangan yang merupakan sebuah kamar, lalu ketika berjalan masuk terdapat sebuah tempat untuk membuat pil yang ditengahnya terdapat tungku, dan juga sebuah kamar mandi.
"Wah Fei, paviliunmu telah berubah drastis,"
"Aku sengaja meminta ayahku untuk mengizinkanku memperbaharui paviliun ini. Sekarang kau bisa tidur di kamar sebeleh kiri sedangkan kamar sebelah kanan adalah kamarku. Aku juga akan lebih leluasa untuk membuat pil disini jika sewaktu-waktu aku kembali seperti sekarang,"
"Aku bisa tidur dikamarku yang dulu Fei, aku tidak mungkin tinggal di paviliunmu ini,"
"Sudahlah Xia, untuk apa ada dua kamar disini jika tidak digunakan?"
"Tapi bagaimanapun aku tetap hanya pelayan di kediaman ini Fei,"
Fei Wei mengeluarkan gulungan surat dan memberikannya kepada Xio Xia, "Ini bukalah."
"Apa ini?" tanya Xio Xia sambil menerima gulungan surat yang diberikan Fei Wei.
Saat membaja kata demi kata, Xio Xia terkejut dan matanya mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...